Idi Amin dikenal sebagai "Penjagal Uganda". Meski hanya berkuasa selama delapan tahun, Amin dikenal sebagai diktaktor paling brutal di Afrika. Selama kepemimpinannya, Amin dilaporkan telah membantai lebih dari 300 ribu warga sipil.
Amin berkuasa setelah menggulingkan pemerintahan terpilih Milton Obote, perdana menteri pertama Ugada, pada Januari 1971. Padahal, Amin merupakan bagian dari aliansi Obote di awal pemerintahan yang baru lepas dari kekuasaan Inggris itu.
Amin melancarkan serangan kudeta pada 25 Januari 1971 dan mengirim eks sekutunya itu ke pengasingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu berkuasa, Amin memulai eksekusi massal terhadap Acholi dan Lango, suku Kristen yang setia pada Obote dan karenanya dianggap sebagai ancaman.
Amin juga mulai meneror masyarakat melalui berbagai pasukan keamanan internal yang tujuan utamanya, untuk menghilangkan mereka yang menentang rezimnya.
Sejumlah legenda populer bahkan mengklaim Amin terlibat dalam ritual darah dan kanibalisme. Sumber yang lebih otoritatif menunjukkan, dia menderita hipomania, suatu bentuk depresi manik yang ditandai dengan perilaku irasional dan ledakan emosi.
Publik dan media menyebut Bokassa sebagai diktator paling brutal di Afrika lantaran dituduh seorang yang kanibal.
Didukung Prancis, Bokassa berkuasa melalui kudeta pada 1965 dan memimpin dengan tangan besi.
Dikutip The Guardian, Bokassa memproklamirkan dirinya sendiri sebagai Kaisar Afrika Tengah pada 1976 dan digulingkan pada 1979.
Bokassa terkenal brutal lantaran kerap membunuh musuhnya tanpa ampun. Sebelum dibunuh, musuh-musuhnya kerap disiksa dengan memotong kupingnya.
Tudingan kanibal terhadap Bokassa mencuat akibat sebuah majalah Prancis merilis sejumlah foto yang memperlihatkan kulkas di rumah sang presiden berisi daging-daging manusia yang telah dibekukan.
Majalah tersebut juga mengklaim kalau Bokassa kerap memasak bagian tubuh jasad musuhnya dan menyajikannya kepada tamu asing atau menjadi pakan singa dan buaya di kebun binatang pribadinya.
Lihat Juga : |
Meski begitu, tuduhan kanibalisme ini tidak pernah benar-benar terbukti dan diselidiki secara hukum. Bokassa akhirnya dilengserkan pada 1979 dan divonis hukuman mati akibat pembunuhan dan kejahatan lainnya. Namun, pada 1993, Presiden Andre Kolingba membebaskannya.
Bokassa menghabiskan hari-harinya terakhirnya di vilanya di Bangui dan meninggal dunia karena serangan jantung pada 1996 dalam usia 75 tahun.
Teodoro Obiang Nguema Mbasogo adalah pemimpin terlama di Afrika. Dia telah memerintah negara Afrika Barat kaya minyak ini sejak Agustus 1979. Mbasogo berkuasa usai menggulingkan pamannya, Francisco Macías Nguema, dalam kudeta berdarah.
Guinea Ekuatorial adalah salah satu penghasil minyak terbesar di benua Afrika dan memiliki salah satu pendapatan per kapita tertinggi di dunia, tetapi ini tidak serta merta berarti kemakmuran bagi rakyatnya.
Peringkat negara ini sangat buruk dalam indeks pembangunan manusia PBB; sebagian besar orang Guinea Ekuatorial hampir tidak memiliki akses terhadap air minum bersih. Negara ini juga memiliki salah satu tingkat kematian balita tertinggi di dunia, di mana sekitar 20% anak meninggal sebelum usia lima tahun.
Banyak dari 80% anak yang tersisa tidak memiliki akses ke fasilitas pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. Sementara itu, putra pertama presiden, Teodorin Obiang (yang akan menggantikan ayahnya), menghabiskan jutaan dolar dana negara untuk membiayai gaya hidupnya yang mewah seperti properti mewah di Malibu, jet Gulfstream, memorabilia Michael Jackson, dan koleksi mobil mewah.
(rds/bac)