Profesor sekaligus praktisi kedirgantaraan dari University of Wisconsin-Madison Mikhail Troitsky kepada Newsweek menduga pesawat jet pribadi tersebut sengaja diledakkan atau dihancurkan di udara.
"Kecil sekali kemungkinan Prigozhin memalsukan kematiannya sendiri dengan mengatur semuanya bersama orang yang bekerja sama dengannya. Ini lebih kepada kematian Prigozhin memang nyata," tutur Troitsky.
"Dalam kasus ini, (insiden kecelakaan pesawat) menandai pertarungan kekuasaan di Rusia," ia menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekutu kelompok tentara bayaran Wagner menuding Kementerian Pertahanan Rusia menembakkan rudal ke arah pesawat Embraer Legacy sehingga pesawat jatuh.
Saluran Telegram yang berafiliasi dengan Wagner, Gray Zone, menulis rudal pertahanan udara Kremlin menembak jatuh pesawat yang ditumpangi Prigozhin.
"[Pesawat Prigozhin] telah ditembak jatuh oleh sistem anti pesawat di bawah kendali Kementerian Pertahanan Federasi Rusia," tulis Gray Zone, seperti dikutip The Guardian, Rabu (23/8).
Beberapa sumber anonim juga meyakini pesawat itu ditembak jatuh oleh satu atau lebih rudal darat-ke-udara.
Ahli aviasi dari Prancis, Xavier Tytelman, juga meyakini bahwa pesawat yang disebut membawa Prigozhin diduga menukik usai dihantam misil.
ABC Net melaporkan bahwa Tytelman telah mempelajari rekaman video tentang gerak menukik pesawat selama 30 detik hingga meledak menimpa daratan.
Dia memperkirakan dengan gerakan oleng sayap kanan sebelum jatuh menukik, termasuk sayap yang mengepul, jet jenis Embraer itu kemungkinan besar dihantam rudal.
Dengan demikian, ia menolak teori yang menyatakan bahwa pesawat itu dihancurkan atau diledakkan di udara.
Sementara itu, analis keamanan dan pertahanan, Michael Clarke, tak sepakat bahwa pesawat jatuh imbas tembakan rudal.
Ia menyebut cara pesawat jatuh tidak menunjukkan tanda-tanda bom. Sebaliknya, pesawat itu tampak tertabrak sesuatu hingga menimbulkan kerusakan cukup besar dan merusak kendalinya.
(isa/bac)