Bos tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, sempat berkelana ke sejumlah wilayah sebelum diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di Tver, Rusia, pada Rabu (23/8).
Dalam video terakhir yang diunggah saluran Telegram yang berafiliasi dengan Wagner, Prigozhin diduga berada di Afrika lantaran berdiri di tengah kawasan gurun.
Sambil menenteng senjata, ia berujar suhu di lokasinya itu mencapai 50 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suhu [di sini] mencapai 50 derajat lebih. Semuanya seperti yang kami sukai. Wagner Group membuat Rusia lebih besar di semua benua, dan membuat Afrika lebih bebas," kata Prigozhin dalam video, seperti dikutip Reuters.
Prigozhin juga tampak berada di Saint Petersburg, Rusia, pada akhir Juli lalu. Saat itu, dia berpose bersama seorang pejabat dari Republik Afrika Tengah (Central African Republic/CAR) di sela-sela konferensi Rusia-Afrika.
Ini merupakan penampilan langka Prigozhin setelah nyaris tak terlihat sejak Juni, usai ia dan Wagner melancarkan pemberontakan di Rusia guna menggulingkan petinggi militer dan pertahanan Kremlin.
Pemberontakan itu sendiri berujung kesepakatan yakni diizinkannya Wagner pindah ke negara tetangga Rusia, Belarus. Sejak itu, keberadaan Prigozhin terus menjadi misteri.
Pada 19 Juli, ia juga sempat kelihatan dalam sebuah video yang diduga diambil di Belarus. Dalam video tersebut, dia menyapa para prajurit Wagner di sebuah pangkalan di Asipovichy, demikian dilaporkan CNN.
Kembali ke penampakan terakhir Prigozhin, eks koki Presiden Vladimir Putin itu juga sempat dikabarkan kembali ke Rusia setelah dari Afrika pada Rabu (23/8).
Jurnalis investigasi Rusia, Andrei Zakharov, mengatakan bahwa Prigozhin bersama komandan Wagner tiba di Rusia pada hari yang sama dengan kecelakaan pesawat, demikian dilaporkan The Telegraph.
Pada Rabu, pesawat yang diduga ditumpangi Prigozhin jatuh di wilayah Tver.
Badan penerbangan Rusia, Rosaviatsia, mengonfirmasi bahwa Prigozhin masuk dalam daftar penumpang yang menaiki jet pribadi Embraer Legacy 600 itu.
Ia bersama orang-orang penting Wagner, termasuk asistennya, Valeriy Chekalov, dan letnan kepercayaan sekaligus salah satu pendiri Wagner, Dmitry Utkin, dalam perjalanan dari Moskow ke Saint Petersburg tersebut.
Menurut laporan The Telegraph, lokasi jatuhnya pesawat berjarak sekitar 10 mil dari pangkalan angkatan udara Rusia yang dilengkapi sistem pertahanan udara.
Saluran Telegram yang berafiliasi dengan Wagner, Gray Zone, sempat menuding bahwa Kementerian Pertahanan Rusia menembakkan rudal ke arah Embraer Legacy sehingga pesawat jatuh.
"[Pesawat Prigozhin] telah ditembak jatuh oleh sistem anti-pesawat di bawah kendali Kementerian Pertahanan Federasi Rusia," tulis Gray Zone, seperti dikutip The Guardian.
Sejumlah sumber yang enggan dikutip identitasnya juga mengatakan kepada media Rusia bahwa mereka yakin jet Embraer ditembak menggunakan satu atau lebih rudal darat ke udara. Meski demikian, Reuters tidak dapat mengonfirmasi dugaan tersebut.