Selama Wagner membantu Ukraina, sederet perselisihan mereka dengan Kementerian Pertahanan Rusia mencuat.
Beberapa di antaranya, Prigozhin mengakui berhasil merebut sejumlah wilayah di Ukraina tanpa menyebut militer Rusia.
Wagner juga menuding Kemenhan Rusia menahan hingga menyabotase pasokan senjata Wagner untuk berperang di Ukraina. Selain itu, mereka menuding militer Rusia menyerang kamp kelompok tentara bayaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prigozhin sepenuhnya bermaksud agar Wagner bergerak melawan kepemimpinan Kementerian Pertahanan Rusia dan dan secara paksa menyingkirkan mereka dari kekuasaan," demikian menurut lembaga think tank, Institut Studi Perang, dikutip Associated Press.
Sejak awal Januari ini, Prigozhin rajin melancarkan kritik ke Negeri Beruang Merah, terutama Kemenhan Rusia. sejumlah pengamat menduga dia mengincar posisi di pemerintahan Rusia.
Jika Prigozhin dipastikan meninggal, posisi Menhan Rusia aman dan tak ada lagi yang terang-terangan ingin merebutkan.
Selama Wagner turut berperang di Ukraina mereka terkenal kejam. Negara Barat pun cemas dengan aksi mereka.
Pada Januari lalu, Kementerian Keuangan Amerika Serikat menetapkan Wagner sebagai organisasi kriminal transnasional menyusul kekejaman yang meningkat di Ukraina.
Pada Juni lalu, dokumen Parlemen Inggris juga menyebut Wagner menjadi ancaman keamanan yang serius bagi negara Barat.
Mereka lantas mendesak agar pemerintah memasukkan Wagner sebagai kelompok teroris, demikian dikutip NBC News.
Dokumen itu merupakan bagian laporan bertajuk "Gun for Gold: The Wagner network exposed." Ini merupakan hasil investigasi Komite Pemilihan Urusan Luar Negeri House of Commons selama 16 bulan terkait Wagner.
Rekam jejak Wagner dan kekejaman mereka di Ukraina berada di bawah komando Prigozhin. Usai dugaan dia tewas, mungkin arah kelompok tentara bayaran ini dan kecemasan barat berbeda.
Sejak Juni, pasukan Wagner sudah tak ada di Ukraina diduga karena kontrak mereka dengan Rusia habis.
Namun catatan hitam Wagner di Ukraina masih membekas di mata pejabat Kyiv.
Salah satunya saat mereka memberontak ke Rusia pada 23 Juni lalu. Ketika itu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Negeri Beruang Merah menggunakan propaganda untuk menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintah mereka. Lalu, setelah Wagner memberontak kebobrokan mereka mulai terlihat.
"Kelemahan Rusia sudah jelas. Kelemahan skala penuh. Dan semakin lama Rusia mempertahankan pasukan dan tentara bayarannya di tanah kami, semakin banyak kekacauan, penderitaan, dan masalah yang akan mereka hadapi nantinya,"kata dia, seperti dikutip Jerusalem Post.
Zelensky kemudian berkata, "Ini juga jelas. Ukraina mampu melindungi Eropa dari penyebaran kejahatan dan kekacauan Rusia."
(isa/dna)