Sementara itu, Menteri Pendidikan Inggris Nick Gibb mengatakan bahwa pihaknya tak mau membuat kesimpulan mengenai kecelakaan pesawat di Rusia.
Dia mengatakan pemerintah hanya mengamati situasi secara cermat dan bekerja sama dengan sekutu.
"Tapi tentu saja, pemerintah akan menyampaikan lebih banyak keterangan setelah penilaian kami mengenai hal ini selesai, dan pembicaraan dengan sekutu mencapai kesimpulan yang jelas," ucap Gibb.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring dengan ini, Koresponden Keamanan BBC Frank Gardner mengatakan di media sosial X bahwa sumber pertahanan Inggris menyebut badan intelijen Rusia kemungkinan besar menjatuhkan pesawat tersebut.
Dalam wawancara bersama CNN, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas juga menyuarakan pendapat serupa bahwa Putin bakal "menghilangkan lawan-lawannya dan hal itu membuat takut siapa pun yang berpikir untuk mengutarakan pendapat yang berbeda dari pendapatnya."
Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau juga menggemakan pandangan yang sama. Kepada saluran media pemerintah TVP Info, ia mengatakan bahwa merupakan suatu "kebetulan" lawan politik Putin tidak mati secara alami.
"Kami akan mengalami kesulitan besar untuk menyebutkan siapa saja yang secara intuitif menganggap ini adalah suatu kebetulan. Kebetulan lawan politik yang dianggap Vladimir Putin sebagai ancaman terhadap kekuasaannya tidak mati secara alami," ucap dia.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyebut kematian Prigozhin mengikuti pola kematian yang "tak diakui" di Rusia. Menurutnya, bukan suatu kebetulan bahwa publik kini mengalihkan fokus ke Kremlin untuk meminta jawaban.
"Bukan suatu kebetulan jika dunia langsung melirik Kremlin ketika mantan orang kepercayaan Putin tiba-tiba jatuh dari udara dua bulan setelah dia mencoba melakukan pemberontakan," kata Baerbock.
"Kita tahu pola ini di masa pemerintahan Putin: kematian, bunuh diri yang mencurigakan, jatuh dari jendela, semuanya masih belum jelas, yang menggarisbawahi sistem kekuasaan diktator yang dibangun di atas kekerasan," tuturnya.
Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan kematian Prigozhin tak boleh sampai dianggap sebagai bentuk meningkatnya keamanan regional.
"Kita seharusnya tidak berpikir bahwa kematian Prigozhin membuat kita merasa lebih tenang atau bahwa itu entah bagaimana meningkatkan situasi keamanan," kata dia.
Dia menegaskan bahwa meskipun kematiannya dikonfirmasi, hal itu "tidak menimbulkan banyak perbedaan" terhadap keamanan regional.
(blq/bac)