Pada November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, akhirnya mengakui Rasa Sayange sebagai milik Indonesia. Namun, beberapa pihak di Malaysia mengklaim lagu itu menjadi milik bersama.
Pada Desember di tahun yang sama, Malaysia menghapus Rasa Sayange dan tarian tradisional Indonesia dari kampanye pariwisata mereka usai banyak warga RI murka. Pihak Malaysia juga menyampaikan permintaan maaf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu Rasa Sayange kembali menjadi perbincangan usai diputar dalam pembukaan Sea Games 2017 di Malaysia.
Pada 2019, eks Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad juga menyanyikan lagu Rasa Sayange sembari bergandengan tangan dengan remaja di Jepang.
Menanggapi jejak riuh klaim lagu itu, Anwar Ibrahim protes. Ia mengatakan pihak Malaysia yang mengklaim Rasa Sayange tak paham sejarah.
"Dulu, sempat lagu Rasa Sayange ada yang bicara soal katanya itu dari kami, dari asalnya Malaysia. Itu Google saja tahu sejarahnya," kata dia dalam acara Temu Anwar di Redtop Hotel, Jakarta, pada Selasa malam.
Anwar kemudian berujar, "Kita tahu asalnya Indonesia, tapi kita anggap [lagu itu] budaya Melayu rantau."
Di kesempatan terpisah Anwar juga sempat menertawakan eks menteri yang mengklaim lagu itu. Lebih lanjut, Anwar mengatakan klaim Rasa Sayange sebagai milik Malaysia adalah pelanggaran fakta.
"Dahulu ada menteri yang bilang Rasa Sayange itu lagu Malaysia. Apa jawaban saya? Saya ketawa. Tak semua menteri Malaysia orang pintar," kata Anwar kepada CNN Indonesia pada Januari lalu.
(isa/has)