Presiden Abbas Dikecam Barat usai Sebut Holocaust Bukan karena Agama

CNN Indonesia
Jumat, 08 Sep 2023 14:39 WIB
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dikecam karena menyebut pembantaian Holocaust karena peran sosial bukan agama.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dikecam usai melontarkan pernyataan terkait Holocaust. Foto: AFP/Abbas Momani
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dikecam sejumlah negara Barat, usai menyebut penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dalam Holocaust karena "peran sosial" dan bukan karena agama mereka.

Pernyataan Abbas disampaikan dalam pidato 24 Agustus lalu, di pertemuan Dewan Revolusi Fatah di Ramallah. Isi pidato itu kemudian diterjemahkan oleh kelompok media yang berbasis di Washington, Institut Penelitian Media Timur Tengah, seperti dilansir Reuters.

Dalam sambutan pidato itu, Abbas mengatakan orang-orang Yahudi menjadi sasaran Nazi karena "peran sosial" dan bukan karena agama mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika mereka mengatakan bahwa Hitler membunuh orang Yahudi karena mereka Yahudi, dan bahwa Eropa membenci orang Yahudi karena mereka Yahudi, tidak [benar]. Dijelaskan bahwa mereka memerangi [orang Yahudi] karena status sosial mereka dan bukan agama mereka," kata Abbas.

Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh, menegaskan pernyataan presiden adalah "kutipan dari tulisan para penulis dan sejarawan Yahudi dan Amerika", dan bukan penolakan terhadap Holocaust.

"Posisi Presiden Mahmoud terkait topik ini jelas dan telah didokumentasikan. Ini merupakan kecaman total terhadap Holocaust Nazi dan penolakan terhadap antisemitisme," kata Rudeineh.

Sebelumnya pernyataan Abbas telah beberapa kali memicu kritikan internasional terkait pernyataannya soal Holocaust, yang telah menewaskan sekitar enam juta orang Yahudi, penyandang disabilitas, hingga kelompok minoritas seksual dan gender.

Amerika Serikat, Uni Eropa hingga Jerman mengkritik pernyataan Presiden Abbas.

Dinas diplomatik Uni Eropa menyebut pernyataan presiden berusia 87 tahun itu "salah dan menyesatkan". Sementara itu utusan khusus AS yang memantau dan memerangi antisemitisme, meminta  Abbas menyampaikan permintaan maaf.

Hal senada juga disampaikan juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa, yang mengatakan pernyataan tersebut sebagai "penghinaan terhadap jutaan korban Holocaust dan keluarga mereka".

"Distorsi sejarah seperti itu bersifat menghasut, sangat menyinggung, hanya akan memperburuk ketegangan di kawasan dan tidak menguntungkan kepentingan siapa pun," katanya.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu Duta Besar Jerman untuk Israel, Steffen Seibert, mengatakan rakyat Palestina berhak mendengar kebenaran sejarah.

"Rakyat Palestina berhak mendengar kebenaran sejarah dari pemimpin mereka, bukan distorsi seperti itu," ungkap Seibert.

(dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER