Gempa dahsyat berkekuatan 6,8 SR mengguncang Marrakesh, Maroko pada Jumat (8/9). Sontak kepanikan dan kengerian pun dirasakan para warga.
Staf CNN Benjamin Brown tengah berada di Marrakesh saat gempa terjadi. Ia menyaksikan langsung bagaimana warga berhamburan keluar dari rumah dengan mengenakan piyama.
"Beberapa menit kemudian, teriakan pun dimulai," ujar Brown, dikutip dari CNN, Sabtu (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brown menyebut, mulanya warga masih tenang. Namun, kepanikan pecah saat warga mulai menyadari luka-luka akibat gempa yang mengguncang.
Ia menyebut banyak warga Marrakesh memutuskan mengungsi selepas gempa. Brown menegaskan bencana ini mengejutkan daerah tersebut.
"Beberapa dari mereka tampak mengalami cedera kepala yang cukup serius dan mengeluarkan banyak darah. Bahkan, kondisi sangat parah sampai-sampai ada ambulans harus menolak seorang wanita yang terluka karena kapasitas mereka sudah penuh," jelas Brown.
Brown merinci banyak bangunan hancur sebagian, beberapa atap terlepas, hingga jendela kaca pecah. Bahkan, sebagian tembok bersejarah Marrakesh runtuh.
Warga Marrakesh lainnya, Abdelhak El Amrani (33) mengaku merasakan getaran yang sangat kuat saat gempa terjadi.
"Saya melihat gedung-gedung bergerak. Kita tidak selalu memiliki refleks untuk situasi seperti ini," ujar El Amrani, mengutip AFP.
Ia juga menggambarkan kepanikan warga, mulai dari anak-anak yang menangis ketakutan dan orang tua yang kebingungan.
Listrik dan jaringan telepon juga sempat padam setidaknya selama 10 menit. Orang-orang, lanjut dia, memutuskan untuk tetap berada di luar rumah.
Pusat gempa ini berada di kedalaman laut 18,5 km dan terjadi sekitar 71 km timur laut Marrakesh.
"Menurut laporan sementara, gempa menewaskan 296 orang di provinsi dan kota Al-Haouz, Marrakesh, Ouarzazate, Azilail, Chichaoua, dan Taroudant," tulis pernyataan Kementerian Dalam Negeri Maroko.
Sementara itu, ada 153 orang lainnya mengalami luka-luka.
(skt/asr)