Rabat, CNN Indonesia -- Setidaknya 17 orang tewas dan 18 lainnya dinyatakan hilang setelah banjir bandang melanda Maroko selatan, Senin (24/11). Banjir juga menghancurkan rumah, kendaraan dan jalan.
Banjir bandang terjadi karena hujan lebat yang nyaris tanpa henti selama akhir pekan ini. Sekitar penghujung tahun seperti sekarang ini, banjir memang kerap terjadi di wilayah gurun kering.
Warga setempat telah melayang protes karena menilai pemerintah lambat dalam bertindak ketika terjadi bencana banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tayangan di saluran televisi negara, 2M, memperlihatkan warga setempat mengungkapkan kemarahan setelah rumah mereka yang berlokasi di sekitar ota Errachidia terendam banjir.
"Kami telah kehilangan segalanya. Sekarang kita akan tidur dalam cuaca yang dingin," kata seorang wanita di Kota Errachidia.
Di kota tersebut, sekitar 60 rumah hancur.
"Program pemerintah untuk memulihkan rumah kami yang terbuat dari lumpur tak berhasil. Rumah kami hanyut terbawa banjir," kata warga tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Media setempat menyatakan bahwa banjir mengakibatkan banyak jalan yang ditutup sehingga mengganggu aktivitas warga. Pentutupan jalan ini juga dapat memicu aksi protes warga.
Sementara, dalam pernyataan resmi dari istana, Raja Maroko, Mohamed, telah memberikan perintah kepada pihak berwenang untuk mengambil langkah darurat yang diperlukan untuk membantu korban banjir.
Pemerintah menyatakan bahwa pasukan tentara telah dikerahkan dengan helikopter untuk mengevakuasi puluhan orang yang rumahnya terendam banjir, beberapa di antaranya adalah warga asing.
Kantor berita resmi Maroko,
MAP, menyatakan tentara juga akan mengevakuasi para warga yang tinggal di daerah rawan banjir dan terancam jika tingkat ketinggian air sungai terus meningkat.
Sekitar 13 orang dari warga yang tewas adalah warga yang tinggal di kota padang pasir Guelmim.
Situs-situs berita lokal juga menunjukkan bahwa banjir telah menyapu mobil, trek dan jalan di sejumlah daerah, termasuk Guelmim dan Marrakesh.
Menurut media lokal, jumlah korban tewas telah mencapai 20 orang dan diperkirakan akan terus berlanjut.
Baca juga:
New York: Salju Mulai Mencair, Banjir Mengancam