WAWANCARA KHUSUS

Menlu Retno Blak-blakan KTT ASEAN Jadi Medan Diplomasi yang Rumit

CNN Indonesia
Senin, 18 Sep 2023 09:36 WIB
Menlu RI Retno Marsudi blak-blakan dalam wawancara khusus dengan CNN Indonesia soal KTT ASEAN jadi medan negosiasi yang amat sulit.
Wapres AS Kamala Harris (kiri) turut hadir di sela KTT ASEAN ke-43. (Arsip Biro Pers Sekretariat Presiden)

T: Ada satu proses negosiasi EAS Leaders Statement yang infonya cukup alot. Anda juga menyatakan sampai detik-detik terakhir baru keluar dokumen. Apa yang bikin alot dan hasilnya apa kemudian?

Hasilnya adalah EAS Leaders's Join Statement on Epicentrum of Growth. Itu nama lengkapnya. Intinya adalah kesepakatan para pemimpin negara-negara yang ikut East Asia Summit mengenai Epicentrum of Growth. Itu kan sebenarnya lebih kepada kerjasama ekonomi, tapi dengan situasi dunia seperti saat ini banyak negara yang mengatakan oke kerjasama ekonomi tapi aku tidak mau ketinggalan ada isu geopolitik.

Kita tahu kalau isu geopolitik masuk berarti akan susah ketemu, bisa menyamakan persepsi akan susah. Oleh karena itu, negosiasinya sangat amat super duper susah

T: Itu yang bikin alot?

Iya, karena kalau sudah geopolitik bagaimana mungkin dalam situasi seperti ini menyamakan pendapat antara katakan lah antara Amerika dan Rusia mengenai Ukraina. Kan enggak ketemu. Tapi pertanyaannya, oke, kamu beda tapi apakah kita tidak bisa bekerja sama untuk yang lain yang kita setuju?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu singkat kata yang kita tawarkan begini. Ini yang Epicentrum of Growth kan ekonomi. Kan enggak ada keberatan dari kita semua ya. Bisa tidak kita 'bungkus' sebagai deklarasi? Sementara pendapat-pendapat posisi geopolitik, saya tampung di dalam chair's statement.

Dan saya berjanji untuk menjadi chair's yang fair yang merefleksikan semua pendapat yang disampaikan di dalam pertemuan mengenai isu geopolitik dan memisahkan dua ekonomi dan politik jadi dua dokumen terpisah itu bukan hal yang mudah. Karena semuanya mau dicampur jadi satu. Kalau dicampur kita enggak akan dapat. Nah makanya sampai detik-detik terakhir, jadi waktu dinner itu, di tengah dinner yang sangat bagus itu, kepala saya itu pusingnya minta ampun.

Jadi dinner itu saya gunakan sebagai medan negosiasi. Saya datang satu persatu sampai pada level leader saya ketemu dengan PM (Perdana Menteri) Jepang, ketemu dengan Wapres Amerika, ketemu PM Australia, saya ketemu dengan menteri-menteri yang datang, dengan Korea Selatan dengan Tiongkok. Saya minta mereka tetap terlibat dan memberikan fleksibilitas.

Jadi dinner itu adalah medan terakhir saya melakukan negosiasi dan Alhamdulillah di pagi harinya, lima menit sebelum pertemuan mulai, itu semuanya bisa diselesaikan.

T: Pesan utama waktu disampaikan saat dinner apa sampai negara-negara tersebut setuju yang tadinya ragu?

Saya tahu kita semua berbeda. Pertanyaannya, apakah perbedaan kita ini akan menyandera seluruh kerjasama kita? Kita mau? Tidak kan? Kita tetap mau kerjasama karena ini yang ditunggu oleh rakyat itu kerjasamanya.

Oke, kalau kita tetap mau bekerjasama, mereka tetap menghormati ASEAN sebagai central role dalam ASEAN mechanism, maka yang saya tawarkan seperti itu. Kita pisah antara geopolitik dan kerjasama ekonomi. Yang geopolitik, janji saya seperti tadi, saya akan refleksikan. As is. Saya tidak akan mengorbankan apa-apa karena tugasnya ketua adalah menampung. Dan itu ternyata bisa dibeli walaupun berat sekali.

Alhamdulillah karena ada trust terhadap Indonesia dan ini kan tahun kedua kita melakukan peran seperti itu setelah G20 dan mereka tahu bahwa Indonesia itu mendengarkan.

Setelah mendengarkan, kita berusaha menjembatani. Jadi banyak sekali sebenarnya dalam proses negosiasi itu banyak sekali jembatan yang kita bangun untuk mendekatkan bahwa perbedaan tidak cuma lebar, tapi dalamnya setengah mati.

Intinya mari kita tetap bekerja sama di bidang-bidang yang dapat kita kerja samakan. Jangan semuanya stuck karena adanya perbedaan.

T: Harus ada kolaborasi dan inklusivitas ya?

Inklusif iya karena kalau kita tidak inklusif, pasti ada pihak yang merasa tertinggal. Kalau ada pihak yang merasa tertinggal, pasti dia akan melakukan reaksi. Jadi sekali lagi Alhamdulillah itu tangan Tuhan, kalau bahasa saya tangannya gusti Allah.

Gusti Allah yang masuk menyelamatkan karena saya susah untuk menjelaskannya dengan bahasa yang tepat tapi situasinya waktu itu saya sudah lapor kepada presiden.

Selesai dinner, "Pak, masih stuck". Jadi sampai dinner pun masih mandek. Begitu dinner selesai, saya rapat dengan para negosiator kita. Kita ambil beberapa skenario. Skenario satu, dua, tiga. Satu gagal, dua masuk, dan sebagainya.

Besok paginya mereka sudah mulai ketemu lagi negosiasi. Jadi hanya lima menit sebelum pertemuan mulai, saya turun ketemu negosiator, kita seal oke kita seal (sepakati) ya.

Saya sampai bow (membungkuk) ke mereka thank you-thank you very much. Terima kasih banyak.

T: Tapi kalau menemui kondisi yang Anda ceritakan malam masih stuck lapor ke Presiden. Biasanya respons presiden seperti apa?

Presiden bilang oke masih punya waktu. Bapak Presiden kan selalu tenang ya. [Beliau bilang] "tenang, masih punya waktu, upayakan aja semaksimal mungkin." Jadi saya bilang "Oke Pak, I will do that".

T: Jadi itu ya behind the story, behind the scene gegap gempita gala dinner. Kalau kami menyaksikan di rumah penyelenggaraan gala dinner kagum sekali. Bahkan Wapres AS Kamala Harris juga memuji "It's more than Hollywood" katanya.

Iya. Lebih dari Hollywood. Tapi di balik itu deg-degannya. Jadi saya itu pengen teriak pada saat sudah seal dan saya bow (membungkuk) pada mereka thank you-thank you semuanya, sudah memberikan dukungan pada Indonesia. Itu kalau saya tidak malu, saya kepingin teriak "Yes" (tertawa). Tapi kan tidak enak. Sekali lagi dukungan kepada keketuaan Indonesia luar biasa.

T: Soal gala dinner, apresiasi semua mata sepertinya benar-benar Indonesia Epicentrum of ASEAN saat itu, benar? Semua memperhatikan acara kita. Apresiasi luar biasa juga diberikan. Bagaimana responsnya?

Jadi ini ada cerita menarik lagi. Mungkin banyak orang menyangka kalau sudah jadi Menlu ya kerjanya negosiasi. Tapi karena presiden itu bekerja dengan detail, maka kita harus lebih detail. Maka persiapan dinner, persiapan macam-macam itu saya terlibat langsung.

Makanya kalau lihat di IG saya, memastikan ini itu semuanya, itu betul-betul terjadi. Sampai pada siapa duduk di dekat siapa. Itu ada hitungan sendiri, seating arrangement-nya. Semuanya itu kan digeladikan. Karena presiden sangat detail dan kemudian saya juga bicara kepada para chef. Saya bicara begini, begini, begini. Saya sampai cek cutlery-nya udah pas belum dengan menu yang disajikan.

Sampai detailnya apa? Masing-masing negara mendapatkan penjelasan mengenai menunya dalam bahasa mereka masing-masing.

T: Makanya ada 13 menu bahasa?

Iya. Jadi begitu kita sudah bicara sama chef menu yang akan disajikan: "ini ini ini." Kami tanya ke presiden sudah setuju tidak? Kami minta persetujuan ke presiden menunya itu. Begitu presiden setuju, menu ini kami kirim ke perwakilan kami semua.

Guys, kalian terjemahin semuanya. Jadi waktu Filipina yang First Lady-nya begitu lihat, dia bilang begini "Minister, ini bahasaku". Iya, semua yang tidak berbahasa Inggris mendapatkan menu dengan bahasa masing-masing.

Jadi rehearsal-nya beberapa kali. Saya datang dua kali, waktu itu masih polos, lapangan masih polos, saya udah datang dengan presiden. Waktu rehearsal saya datang sekali, kurang ini, kurang itu. Jadi semua itu saya ikutin prosesnya dan di situ ada Mas Tama (Wishnutama) ya. Saya ikutin semua prosesnya, persiapan sampai selesai.

Saya hanya meninggalkan begitu dinner sudah selesai kan itu diapresiasi. Jadi Mas Tama pengen mengajak kita bergembira kan jadi Mas Tama pake halo halo Mbak Retno, Mbak Retno, di mana nih. Itu saya udah lari-lari karena udah langsung negosiasi lagi.

T: Kalau bicara negosiasi, diplomasi, itu kan punya teknik khusus. Setiap hal kecil sangat berarti. Seperti tadi bahasa juga, mereka merasa dihargai. Dampak jangka panjang terhadap hubungan bilateral dan lain-lain bagaimana?

Kalau di negosiasi masing-masing kalimat punya nilai sendiri. Misalnya satu pihak tidak mau yang keras dengan kalimat A. Saya katakan coba turunkan sedikit pakai kalimat B. Terus pihak lain bilang "oh ini terlalu lemah kita tidak mau terlalu lemah." Oke kita naikkan sedikit.

Makanya kalau diplomat itu sangat terdidik untuk melihat ini kalimat ini maksudnya mau lari ke mana ya? Karena kita dididik setiap kata punya makna. Jadi kita tidak bisa langsung masukin kata itu, tidak. Karena kata itu punya makna jadi memang harus sangat detail dan di dalam negosiasi tidak boleh ada pihak yang merasa direndahkan.

Jadi kita harus hormati posisi mereka semua karena mereka semua membawa posisi negara. Kami harus hormati itu tapi at the same time kita push supaya saling mendekati.

Kita bangun jembatan banyak sekali. Jadi saya bisa jadi menteri PU juga (tertawa). Kalau Pak Bas (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono) membangun jembatan beton, kalau saya jembatan-jembatan perbedaan.

T: Keanggotaan Indonesia di OECD. Perkembangannya sudah sampai mana?

Jangan mengira bahwa kita aplikasi, kita langsung diterima. Jadi kita aplikasi, terus tanggal 13 nanti ada council of ministers yang bertemu di Paris untuk mulai membahas aplikasi.

Dari apa yang kami bahas dengan para anggota OECD, pesan yang keluar dari negara-negara anggota so far positif terhadap aplikasi Indonesia. Tapi sekali lagi dari aplikasi diterima sampai jadi member penuh ada prosesnya.

Dan dari pengalaman mereka menyatakan OECD prosesnya itu bisa berjalan dua, tiga, sampai delapan tahun. Yang paling cepat mereka bilang sekitar tiga tahun. Sangat tergantung seberapa regulasi kami sesuai dengan standar OECD.

Jadi dari misalnya kami sudah disetujui aplikasi kita, itu masih ada proses yang harus kami jalankan, penyesuaian yang harus kami jalankan, sampai di titik Indonesia akan diterima jadi anggota.

T: Manfaat buat Indonesia menjadi anggota OECD?

Reformasi. Jadi dalam reformasi, kita tidak ingin apa kepentingan rakyat kita terbengkalai. Jadi semua sudah ada hitungannya dan semuanya dihitung. Jadi lebih ke tim ekonomi.

Tugas saya adalah meratakan jalan. Jadi waktu presiden hadir di KTT G20 dan nanti saya akan datang di New York, sidang majelis umum, tugas saya meratakan jalan supaya suara-suara semua positif.

Sementara kerja teknisnya di bawah Menko Perekonomian [Airlangga Hartarto], [Menkeu] Bu Sri Mulyani, dan lain-lain. Tim ekonomi yang bekerja teknisnya, saya yang meratakan jalan. Pembagian gitu.

T: Kemarin Anda sudah dampingi Pak Presiden di KTT G20 yang berlangsung di New Delhi India. 'Oleh-olehnya' apa dari sana?

Alhamdulillah di bawah keketuaan India sebagai salah satu negara dari global south, KTT G20 bisa diselamatkan. Ini memberikan potret yang bagus pada dunia bahwa negara berkembang, negara global south itu dapat menavigasi situasi dunia yang sangat sangat-sangat tidak mudah.

KTT G20 Indonesia, kemudian kita masuk ke EAS, kemarin KTT ASEAN. KTT ASEAN tahun lalu EAS-nya tidak ada deklarasi karena tidak tercapai kesepakatan. Maka di sini kami usahanya agak ekstra ordinary karena kami tidak mau gagal.

Kalau sampai gagal, kami tidak bisa bersuara bahwa ASEAN ada di kursi kendalinya. Tidak bisa. Alhamdulillah sekali lagi dengan campur tangan Tuhan, kami berhasil. Menunjukkan lagi bahwa negara global south bisa menavigasi.

Kemudian masuk ke India dan kami bantu India agar deklarasi dapat disepakati. Saya pantau di media internasional kalimatnya persis adalah "menunjukkan pada dunia bahwa negara-negara dari global south, negara berkembang, memiliki kapasitas untuk menavigasi gejolak dunia yang sangat sulit dan rumit.

T: Manfaat bagi Indonesia apa? Misal investasi yang masuk dari sisi IKN? Ada lagi?

Kalau dari Indonesia yang kami kejar komitmen climate finance yang dijanjikan negara-negara maju yang 100 miliar per tahun. Itu kemarin disinggung lagi oleh Bapak Presiden di KTT G20.

Kemudian komitmen negara maju untuk Just Energy Transition Partnership, JETP. Itu dikejar lagi. Jadi pesannya Presiden sampaikan begini, "oke kita punya kekhawatiran masalah iklim." Tapi kita harus bekerja sama. Negara-negara maju harus bantu kami karena tidak mungkin mencapai satu titik climate itu negara maju tidak boleh membangun, enggak fair.

Kami punya tanggung jawab kepada masyarakat kami. Kami harus membangun tapi harus bangun menggunakan katakanlah energi hijau, biru, dan sebagainya. Dan, itu hanya bisa dilakukan kalau negara maju membantu investasi, membantu teknologi seperti yang sudah dikomitmenkan.

Jadi kita bilang oke mari bekerja sama komitmen ini harus diterjemahkan. Jadi pesannya presiden begitu antara lain.

T: Ke depannya agenda diplomasi yang ada di depan mata apa saja?

Jadi sebentar lagi akan ada KTT G77, kemudian saya akan ke New York untuk sidang majelis umum. Saya kira pesannya yang akan dibawa Indonesia sama bahwa kerja sama harus dilakukan dan terbukti komitmen kerja sama bisa diwujudkan di KTT East Asia Summit, di G20 kita harus pertebal dan kami juga dorong negara-negara berkembang supaya bersatu. Karena dengan bersatu, suara kami lebih didengarkan dan sekali lagi kami membuktikan negara berkembang bisa menavigasi.

Kalau Bapak Presiden waktu ke Afrika menggaungkan kembali spirit Bandung karena kalau dilihat detailnya sangat-sangat relevan sampai saat ini. Dan itu yang kita gaungkan kembali.

(cnn tv/blq/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER