Konflik Armenia vs Azerbaijan yang Bisa Bikin Rusia Kehilangan Sekutu
Armenia sebagai negara sekutu Rusia tiba-tiba mengubah haluan membantu Ukraina dengan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Konflik antara Armenia dan Azerbaijan ikut mempengaruhi status Armenia yang bisa lepas dari sekutu Rusia.
Armenia sebelumnya dikenal sebagai negara sekutu Rusia sejak penaklukan kekaisaran Rusia ke Kaukasus antara Tahun 1817-1864. Armenia kini bergabung bersama negara-negara Barat lain untuk mendukung Ukraina. Armenia merasa Rusia tidak lagi membantu dan mendukung mereka atas agresi Azerbaijan.
Pasukan yang dikerahkan Rusia sebanyak 2.000 orang tidak bisa lagi mencegah pasukan Azerbaijan mendirikan pos pemeriksaan militer di sepanjang koridor Lachin. Akibatnya, Armenia kesulitan untuk mengimpor bahan makanan ke daerah tersebut.
Konflik antara Armenia dan Azerbaijan merupakan persengketaan wilayah dan konflik etnis atas wilayah Nagorno-Karabakh. Oblast Otonomi Nagorno-Kharabakh didirikan oleh Uni Soviet pada Tahun 1923 di Republik Sosialis Soviet Azerbaijan. Nagorno-Karabakh dihuni oleh 95 persen penduduk dengan etnis Armenia.
Konflik dimulai ketika Badan Legislatif Regional Nagorno-Karabakh berniat untuk bergabung dengan Republik Armenia, walaupun wilayahnya berada di Azerbaijan.
Saat Uni Soviet dibubarkan pada Tahun 1991, Armenia dan Azerbaijan mendapatkan status kenegaraan, sedangkan Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan. Dilansir dari Global Conflict Tracker, perang Armenia dan Azerbaijan tidak dapat dihindarkan yang mengakibatkan 30.000 korban jiwa serta ratusan ribu warga mengungsi.
Hingga 1993, pasukan Armenia berhasil menguasai 20 persen wilayah geografis Azerbaijan.
Rusia berperan menjadi perantara dalam gencatan senjata yang disebut sebagai Protokol Bishkek. Protokol Bishkek berlaku sejak Tahun 1994 sampai 2020.
Protokol ini membuat Nagorno-Karabakh independen secara de facto, tetapi tetap bergantung kepada Armenia. Protokol ini juga membuat bentrokan Armenia dan Azerbaijan terjadi melalui adu drone, penembakan, dan operasi militer. Bentrokan terparah terjadi pada Tahun 2016 dengan tewasnya ratusan pasukan di garis perbatasan.
Lanjut baca di halaman berikutnya...