Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang dianggap tak lagi dapat menjamin perdamaian dunia.
Pernyataan itu disampaikan Erdogan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB ke-78 di New York pada Selasa (19/9) saat membahas soal invasi Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun.
"Dewan Keamanan tak lagi menjadi penjamin keamanan dunia, dan sebaliknya, hanya menjadi medan pertempuran strategi politik di lima negara," kata Erdogan saat pidato yang dirangkum situs resmi PBB, Selasa (19/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Erdogan itu merujuk pada anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto yakni Amerika Serikat, China, Rusia, Prancis, dan Inggris. Dalam membahas konflik Rusia-Ukraina, keberpihakan para anggota tetap DK PBB ini sangat nyata.
Negara Barat terus memasok senjata ke Ukraina untuk membantu mereka melawan pasukan Negeri Beruang Merah. Kemudian China, tak secara eksplisit mendukung Rusia meski mereka sekutu dekat.
Erdogan lalu mengatakan Turki, sebagai negara yang mempelopori berbagai inisiatif untuk memperkuat perdamaian dan stabilitas, sangat mementingkan seruan Sekretaris Jenderal PBB mengenai Agenda Baru untuk Perdamaian.
"Sejak awal perang Rusia-Ukraina, kami telah berusaha menjaga baik teman-teman Rusia dan Ukraina tetap bersatu dengan tesis bahwa perang tidak ada pemenang dan perdamaian tidak akan ada yang kalah," ucap dia.
Lebih lanjut, Erdogan menekankan PBB perlu mengambil tindakan, meningkatkan upaya untuk mengakhiri perang melalui diplomasi, berdasarkan kemerdekaan dan integritas wilayah Ukraina.
Di kesempatan itu, Erdogan juga menyampaikan perjanjian gandum atau Black Sea Grain Initiative yang diinisiasi Turki dan PBB terkait invasi Rusia ke Ukraina. Ia mengatakan kegagalan mengimplementasikan kesepakatan tersebut membuat dunia menghadapi krisis baru.
Perjanjian gandum ini sempat menjadi sorotan usai Rusia ogah memperpanjang dan terlibat lagi di Black Sea Grain Initiative. Pada awal September lalu, Presiden Vladimir Putin blak-blakan soal keputusan dia mengambil langkah tersebut saat bertemu Erdogan di Sochi, Rusia.
Putin mengatakan negara-negara Barat telah menghalangi pemenuhan kesepakatan gandum yang menjamin akses produk pertanian Rusia ke pasar global.
Barat, kata Putin, juga menolak mencabut sanksi terhadap ekspor biji-bijian dan Pupuk Rusia.
Dalam pidato di Majelis Umum PBB ini, Erdogan berharap ada jembatan kemanusiaan yang menjangkau negara-negara yang paling membutuhkan gandum.
"[Mereka] akan mendapat manfaat dari negosiasi yang dilakukan Turki," ujar Erdogan.
(isa/rds)