Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda meninggalkan Ukraina menghadapi agresi Rusia dengan mengurangi bantuan senjata.
AS kemungkinan tak akan mengirim bantuan lagi secara jor-joran ke Ukraina usai DPR menyepakati rancangan undang-undang untuk pendanaan sementara pemerintah 45 hari ke depan pada Minggu (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam RUU tersebut tak disebutkan soal anggaran bantuan untuk Ukraina.
Ketua DPR dari Republik, Kevin McCarthy, disebut akan mengajukan bantuan RUU bantuan Ukraina secara terpisah dalam pemungutan suara pekan depan.
Namun hingga kini, belum jelas jumlah bantuan dari AS yang akan digelontorkan ke Ukraina termasuk apakah sesuai dengan permintaan Presiden Joe Biden sebesar US$24 miliar.
Perjuangan Ukraina untuk bertahan dan mengalahkan Rusia menjadi politis di internal AS. Bantuan mereka untuk negara yang diinvasi Negeri Beruang Merah juga dalam bahaya.
Sejumlah pihak, terutama anggota DPR dari fraksi Republik terus mempertanyakan jumlah bantuan Negeri Paman Sam ke Ukraina.
Selain itu, ada upaya penggulingan McCarthy dari anggota DPR, Matt Goetz. Goetz salah satu sosok yang menentang bantuan lebih lanjut untuk Ukraina.
Jika bertahan hingga pekan depan, McCarthy akan berusaha bantuan itu terus mengalir untuk Ukraina. Salah satunya dengan mempertahankan pendanaan untuk menghentikan imigran melintasi perbatasan Meksiko.
Pendanaan itu merupakan tuntutan utama Partai Republik.
"Saya akan memastikan bahwa senjata-senjata tersebut disediakan untuk Ukraina. Namun, mereka tak akan mendapat paket besar jika perbatasan tidak aman," kata McCarthy saat wawancara dengan CBS News.
Lanjut baca di halaman berikutnya...