Kenapa Tokoh Pro-Rusia Bisa Menang Pemilu di Negara NATO?

CNN Indonesia
Senin, 02 Okt 2023 13:16 WIB
Mantan Perdana Menteri Slovakia sekaligus tokoh pro-Rusia, Robert Fico, memenangkan pemilu di negara itu pada akhir pekan lalu.
Robert Fico kembali jadi PM Slovakia yang notabene negara anggota NATO. (AFP/VLADIMIR SIMICEK)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Perdana Menteri Slovakia sekaligus tokoh pro-Rusia, Robert Fico, memenangkan pemilu di negara itu pada akhir pekan lalu.

Slovakia merupakan salah satu anggota aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Fico sempat mengatakan tak akan mengirim senjata ke Ukraina karena masalah dalam negerinya yang begitu banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Partai Fico, Smer-SD, sukses mengantongi 23 persen suara melampaui Partai Progresif Slovakia dengan 15,84 persen dan Hals dengan 15,39 persen.

Seperti dilansir dari The Guardian, dengan kemenangan ini, Fico bakal membentuk pemerintahan usai mendapat mandat dari Presiden Slovakia Zuzana Caputova.

Fico merupakan tokoh yang pro-Rusia. Ia secara terbuka mendukung Rusia dan menyalahkan "Nazi dan fasis Ukraina" yang telah memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin.

[Gambas:Video CNN]

Dia juga secara gamblang menyatakan tak akan mengirimkan bantuan amunisi lagi ke Ukraina jika terpilih jadi perdana menteri.

Slovakia sendiri merupakan salah satu anggota aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Slovakia adalah negara pertama yang mengirimkan pertahanan udara ke Ukraina dan menampung puluhan ribu pengungsi dari negara tetangganya itu.

Terlepas dari itu, mengapa Fico bisa menang pemilu?

Situasi politik Slovakia mengalami gonjang-ganjing setelah Igor Matovic, pemimpin Partai Rakyat Jelata (OLaNO), berulang kali mengecewakan publik.

Matovic pernah berjanji bakal membersihkan Slovakia dari korupsi. Namun kebijakan anti-korupsinya mengalami beberapa masalah. Di tengah prahara itu, ia tersandung kasus dugaan menjiplak tesis gelar master.

Slovakia pun terus-terusan diselimuti pertikaian selama kepemimpinannya.

Matovic akhirnya terpaksa mundur setelah terjadi perpecahan di koalisi pemerintahannya karena kebijakan membeli vaksin Covid-19 dari Rusia.

Melihat kekacauan itu, Partai Smer-SD pun memanfaatkan momentum. Mereka berusaha mengembalikan popularitas usai ambrol karena kasus pembunuhan.

Seorang jurnalis investigasi, Jan Kuciak, dan tunangannya, Martina Kusnirova, tewas ditembak pada 21 Februari 2018. Kuciak kala itu membongkar korupsi di antara para elite negara, termasuk orang-orang terkait Matovic dan partainya, Smer-SD.

Publik pun meledak dan memprotes besar-besaran pembunuhan tersebut hingga memaksa Matovic lengser pada Maret 2018.

Kasus itu membuat elektabilitas Smer-SD anjlok pada 2020 dan mengerek popularitas Partai Rakyat Kanan Tengah serta OLaNO sehingga memenangkan pemilu.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER