ANALISIS

Perang Hamas vs Pasukan Zionis, Mau Ganggu Normalisasi Saudi-Israel?

CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2023 08:00 WIB
Beberapa pihak menduga serangan Hamas untuk menggoyang upaya normalisasi pemerintahan Benyamin Netanyahu dengan Arab Saudi.
Ilustrasi bendera Arab Saudi. (Diolah dari thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Milisi di Palestina, Hamas, dan pasukan Israel berperang sejak akhir pekan lalu.

Beberapa pihak menduga serangan Hamas untuk menggoyang upaya normalisasi pemerintahan Benyamin Netanyahu dengan Arab Saudi.

Pensiunan jenderal Amerika Serikat sekaligus mantan komandan NATO, James Stavridis, menilai perang ini pecah usai Palestina kecewa gegara AS, Israel, dan Saudi melakukan pembicaraan soal normalisasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah isu normalisasi kedua negara ini, Hamas melakukan serangan dari darat, laut, dan udara ke Israel pada 7 Oktober.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Muhammadiyah Riau, Fahmi Salsabilla, menduga serangan Hamas bisa jadi untuk mengganggu upaya normalisasi itu.

"Iya ada dugaan begitu [mengganggu upaya normalisasi], karena jika terjadi normalisasi hubungan Saudi- Israel akan semakin mempersulit posisi Palestina dan membuat Palestina makin terjepit," ujar Fahmi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/10).

Beberapa waktu lalu, Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Mohammad bin Salman (MbS) mengatakan pembicaraan normalisasi dengan Israel semakin dekat. Sementara itu, Netanyahu menargetkan bisa membuka hubungan dengan Riyadh pada tahun depan.

Upaya normalisasi ini tak lepas dari campur tangan AS, selaku sekutu dekat Israel. Presiden Joe Biden dan pejabat AS lain sempat mengunjungi Saudi untuk membahas normalisasi.

Jika normalisasi betul-betul terjadi, lanjut Fahmi, maka posisi Palestina akan melemah dan kian jauh menjadi negara merdeka.

Sementara itu, Hamas merupakan kelompok yang berkomitmen untuk memerdekakan Palestina. Pekan lalu, mereka mengklaim serangan ke Israel untuk menghapus penjajahan terakhir di Bumi ini

Fahmi juga menilai serangan tersebut menandakan bahwa Hamas betul-betul ingin Palestina merdeka.

Hamas menginginkan tanah Palestina dikembalikan berdasarkan batas sebelum perang Arab Israel pada 1967. Tanah itu meliputi sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

Di sisi lain, Hamas tak sudi melihat Israel punya banyak teman.

"Palestina ingin Israel dikucilkan oleh negara-negara Arab karena sejak 1948, berdirinya negara Israel, negara-negara Arab berperang melawan pendudukan Israel," ujar dia.

[Gambas:Video CNN]

Demi eksistensi perjuangan lawan Israel

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Sya'roni Rofii, mengemukakan pendapat berbeda soal serangan Hamas kali ini.

"Hamas tentu saja ingin menunjukkan eksistensinya bahwa mereka masih ada dan masih berjuang," kata Sya'roni.

Serangan yang belakangan terjadi, menurut dia, bisa memantik semangat ke anggota Hamas bahwa mereka bisa menembus pertahanan Israel yang terkenal kokoh.

"Dari sisi strategi mereka berhasil meningkatkan moralitas pasukannya dan menunjukkan kepada dunia bahwa walaupun Israel dianggap memiliki intelijen yang luar biasa, tetapi dalam kasus ini mereka kebobolan," ujar Sya'roni

Serangan kali ini, kata pengamat UI ini, membuat Hamas percaya diri sekaligus ajang pembuktian ke aktor kawasan bahwa di Palestina keberadaan mereka bisa diperhitungkan.

Aktor kawasan yang dimaksud yakni Arab Saudi, Iran, dan Israel yang dianggap punya banyak pengaruh di Timur Tengah.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Upaya Normalisasi Terdampak?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER