ANALISIS

Perang Hamas vs Pasukan Zionis, Mau Ganggu Normalisasi Saudi-Israel?

CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2023 08:00 WIB
Beberapa pihak menduga serangan Hamas untuk menggoyang upaya normalisasi pemerintahan Benyamin Netanyahu dengan Arab Saudi.
Ilustrasi bendera Israel. (heathertruett/Pixabay)

Tak lama usai perang Israel dan Hamas pecah, Arab Saudi meminta kedua pihak berhenti perang. Mereka juga menyebut pendudukan Israel di Palestina akan memicu ledakan konflik yang lebih berbahaya.

Dalam rilis resmi, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi mengikuti dengan cermat perkembangan konflik yang belum pernah terjadi sebelumnya antara faksi Palestina dan pasukan Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyerukan kembali peringatan kami yang berulang mengenai bahaya ledakan situasi akibat pendudukan yang terus berlanjut," demikian pernyataan Kemlu Saudi, dikutip Arab News.

Saudi juga menyerukan komunitas internasional untuk mengaktifkan proses perdamaian yang kredibel dan mengarah ke solusi dua negara.

Solusi dua negara merupakan salah satu upaya untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Upaya ini menyerukan pembentukan dua negara yang saling berdampingan dan hidup damai.

Di luar pernyataan keras Saudi, serangan Israel ke Palestina akan berdampak terhadap upaya normalisasi, demikian menurut Sya'roni.

"Dalam prospek normalisasi hubungan, saya kira pasti terdampak, karena kan kalau ada perang biasanya dalam urusan diplomasi pembicaraan yang sudah berjalan akan ditunda," ujar Sya'roni.

Ia lalu berkata, "Ditunda sampai kapan, itu kita tidak tahu."

Pengamat yang fokus terhadap studi Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, juga menyatakan pandangan serupa.

"Yang jelas adalah serangan Hamas ke Israel berdampak ditangguhkannya normalisasi Saudi dan Israel. Hanya saja tentu itu bukan tujuan utama Hamas.

Tujuan utama Hamas, lanjut dia, untuk menyampaikan pesan kepada dunia bahwa rakyat Palestina menginginkan kemerdekaan. Namun, kemerdekaan itu tertutup dengan pernyataan Netanyahu yang menyebut normalisasi tak akan ditukar apa pun dengan negara bagi Palestina.

Netanyahu menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB dengan menampilkan peta baru Israel yang memuat Gaza dan Tepi Barat. Di peta yang dia bawa bahkan tertera "New Middle East."

Ia lalu menjabarkan jika Israel dan Saudi betul-betul normalisasi maka akan ada perubahan besar di Timur Tengah.

"Artinya tidak ada kata kemerdekaan bagi Palestina dalam kamus Israel. Hampir selama lebih dari 15 tahun tidak ada pembicaraan yang melibatkan Palestina dan Israel yang mengindikasikan two states solution sementara pencaplokan wilayah oleh Israel," ujar Yon.

Israel belakangan ini justru memblokade total Jalur Gaza. Sya'roni menilai langkah berkontribusi terhadap penundaan pembicaraan soal normalisasi.

"Itu membuat aktor kawasan bersimpati ke Palestina karena posisi Israel yang memutus pasokan makan, gas, dan air. Itu seperti kejahatan perang," kata dia lagi.

Pada Senin, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pemerintahan Netanyahu akan memangkas aliran listrik dan memblokade makanan dan BBM yang masuk usai pasukan berhasil "menguasai sepenuhnya" Gaza yang diduduki Hamas.

Hingga kini pasukan Israel dan Hamas masih berperang. Imbas perang ini, 650 orang di Palestina meninggal, dan lebih dari 900 orang di Israel juga tewas.

(isa/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER