Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membentuk pemerintah darurat nasional bersama oposisi di tengah peperangan melawan gempuran Hamas Palestina.
Netanyahu setuju membentuk kabinet perang bersama eks menteri pertahanan Israel sekaligus pemimpin partai oposisi, Benny Gantz, demi mendapat dukungan melawan Hamas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah membentuk pemerintah darurat nasional. Seluruh warga Israel bersatu dan mengesampingkan perbedaan di situasi ini," kata Netanyahu dalam pernyataan bersama dengan Gantz pada Rabu (11/10) malam.
Netanyahu menyatakan kabinet perang ini akan fokus sepenuhnya menangani konflik dengan Hamas.
Pemerintahan darurat ini benar-benar hanya fokus mengesahkan undang-undang dan membuat keputusan yang berkaitan dengan perang.
"Kita berdiri di sini bersama bahu-membahu demi mengirim pesan kepada musuh-musuh," ucap Gantz seperti dikutip Reuters.
Perang Israel vs Hamas telah memasuki hari kelima pada Kamis (12/10).
Hamas mulai menyerang Israel pada Sabtu (7/10). Mereka mengklaim tujuan serangan ini untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.
Pasukan Israel lalu membalas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi yang diklaim untuk menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.
Serangan kedua pihak ini berlanjut dan perang bahkan makin meluas setelah Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon ikut saling serang.
Israel bahkan beberapa kali turut melancarkan gempuran ke wilayah Suriah.
Korban tewas akibat perang terbaru antara Israel vs Hamas Palestina mencapai 2.3.27 orang per Rabu (11/10) malam.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat setidaknya 1.100 orang tewas dan 5.339 orang lainnya terluka di Jalur Gaza, wilayah yang dikontrol Hamas dan menjadi target gempuran Israel.
Di Tepi Barat Palestina, setidaknya 27 orang meninggal dunia dan 150 orang lainnya terluka akibat gempuran Israel.
Sementara itu, militer Israel melaporkan setidaknya 1.200 orang tewas di wilayahnya sejak gempuran Hamas berlangsung Sabtu akhir pekan lalu.
Dikutip CNN, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, mengatakan sejauh ini sebanyak 189 tentaranya tewas dalam peperangan.
(rds)