Prancis Larang Demo Dukung Palestina, Pakai Gas Air Mata Usir Pemrotes

CNN Indonesia
Jumat, 13 Okt 2023 04:22 WIB
Prancis melarang segala bentuk demonstrasi mendukung Palestina saat peperangan kembali pecah antara Israel vs Hamas.
Prancis melarang segala bentuk demonstrasi mendukung Palestina saat peperangan kembali pecah antara Israel vs Hamas. (AFP/DIMITAR DILKOFF)
Jakarta, CNN Indonesia --

Prancis melarang segala bentuk demonstrasi mendukung Palestina saat peperangan kembali pecah antara Israel vs Hamas

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin bahkan memerintahkan imigran yang melanggar aturan ini untuk "secara sistematis" dideportasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka (demonstran pro-Palestina) menimbulkan gangguan terhadap ketertiban umum," ucap Darmanin pada Kamis (12/10) melalui pernyataan seperti dikutip Reuters.

Sejak perang Hamas vs Israel pecah enam hari lalu, serangkaian demonstrasi mendukung Israel dan Palestina bermunculan di berbagai negara. Di Prancis, demonstrasi mendukung Palestina berlangsung hingga menjadi sorotan.

Polisi bahkan menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa pada Kamis. Meski dilarang, ratusan demonstran pro-Palestina tetap berkumpul di pusat kota Paris untuk menggelar unjuk rasa.

[Gambas:Video CNN]

Para demonstran berteriak "Israel Pembunuh" dan "Kaki Tangan Macron".

"Kita hidup di negara hukum sipil, negara di mana kita punya hak untuk mengambil sikap dan berdemonstrasi. (Tidak adil) melarang satu pihak dan mengizinkan pihak lain berdemo," kata Charlotte Vautie (29), seorang pendukung Palestina.

Demonstrasi ini berlangsung ketika pemerintahan Presiden Emmanuel Macron dengan gamblang mendukung Israel dan mengutuk serangan Hamas.

Macron bahkan menyebut gempuran Hamas terhadap Israel sebagai "serangan teroris".

"Prancis berdiri dalam solidaritas terhadap Israel dan warganya, berkomitmen membantu keamanan dan hak mereka (Israel) untuk mempertahankan diri," kata Macron melalui X, sebelumnya Twitter.

Sejak peperangan Hamas vs Israel kembali pecah, kasus antisemit memang dilaporkan meningkat di Prancis hingga mencapai 100 kasus. Polisi menangkap lebih dari 20 orang terkait kasus antisemit, termasuk pelecehan terhadap anak-anak Yahudi oleh sesama siswa di sekolah.

Prancis memiliki komunitas Yahudi terbesar di Eropa dengan populasi mencapai 500 ribu orang. Di sisi lain, komunitas Muslim Prancis juga menjadi yang terbesar di Eropa dengan populasi mencapai lima juta orang.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER