Orang Israel lain yang kembali ke negaranya adalah Guy (30), yang bekerja di bidang keamanan siber dan telah tinggal di London selama lima tahun terakhir. CNN tidak menggunakan nama belakangnya untuk alasan keamanan. Guy melakukan perjalanan kembali ke Israel pada Rabu (11/10), usai mengetahui enam temannya hilang setelah menghadiri festival musik Supernova. Dua dari lima orang itu telah dipastikan tewas.
Guy mengatakan kepada CNN bahwa dia kembali untuk menjadi tentara cadangan dan untuk menghadiri pemakaman teman-temannya, yang merupakan bagian dari "lingkaran dekat" yang sering menghadiri festival musik trance seperti Supernova, yang juga dihadiri juga oleh warga Palestina.
"Generasi yang lahir sejak Perang Yom Kippur belum pernah melihat hal seperti ini," kata Guy. "Mereka memiliki kesempatan untuk percaya pada perdamaian dan solusi dua negar, kami tumbuh dengan hal itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang-orang yang menghadiri festival ini berpartisipasi sebagai warga dunia yang pada dasarnya hanya ingin merayakan kehidupan," lanjutnya.
Israel telah memanggil 300.000 tentara cadangan untuk berperang sekaligus membasmi Hamas di Gaza, yang merupakan balasan dari serangan mendadak kelompok militan Palestina itu akhir pekan lalu.
Meskipun ada beberapa pengecualian, setiap warga negara Israel yang berusia di atas 18 tahun diwajibkan untuk bertugas di Israel Defence Forces (IDF). Setelah menyelesaikan dinasnya, banyak yang melakukan perjalanan jauh ke luar negeri, semacam ritual peralihan pasca-dinas.
Sementara itu, warga Israel lainnya yang juga bernama Ben, yang nama belakangnya juga dirahasiakan, membatalkan rencana keliling Asia selama beberapa bulan saat mengetahui serangan Hamas terjadi pada Sabtu (7/10), di mana kala itu dia tengaha berada di sebuah desa pegunungan di Nepal.
Dia telah kembali ke Israel dan bersiaga sebagai tentara cadangan di unit pengintaian. Dia melakukan penerbangan kembali ke Israel pada Selasa (10/10). Ben memperkirakan ada lebih dari 100 orang Israel di Kathmandu yang mencoba untuk kembali.
Warga Israel lainnya, Ilan Fisher (29) sedang berlibur sekaligus menghadiri pernikahan temannya di Melbourne, Australia, pada hari serangan Hamas. Dia berencana untuk terbang ke Israel pada Minggu (15/10) dan berharap untuk direkrut kembali ke militer.
"Mengingat situasi di sana saat ini, betapa buruknya dan betapa mengerikannya hal itu, saya tidak punya pilihan lain selain kembali," ujar Fisher.
Beberapa warga Israel bergegas kembali ke negaranya karena alasan lain. Seperti Rachel Gold,(27), yang sedang berlibur di Toronto, Kanada dan mendapat ide untuk membawa perbekalan kembali ke Israel bersama temannya, Jessica Kane, yang sedang mengunjungi orang tuanya di New York, Amerika Serikat.
Setelah melakukan seruan di media sosial, mereka mengumpulkan US$15.000 untuk membeli perlengkapan dan terbang kembali pada Senin (9/10) malam bersama dua teman lainnya, membawa 13 box besar, empat tas jinjing, dan beberapa ransel. Bagasi tersebut berisi perbekalan termasuk senter, pakaian dalam, kaus kaki, sikat gigi, pengisi daya portabel, kantong hidrasi, dan protein batangan.
(wiw)