Dilema Warga Gaza di Tengah Perintah Evakuasi hingga Teror Bom Israel

CNN Indonesia
Sabtu, 14 Okt 2023 15:10 WIB
Warga Palestina di Gaza terjebak antara perintah evakuasi Israel dan Hamas yang mendesak warga untuk tetap tinggal dan menjaga rumah mereka.
Warga di Gaza di tengah dilema usai Israel keluarkan perintah evakuasi dalam waktu 24 jam. Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Palestina di Jalur Gaza berada di tengah dilema, usai militer Israel memerintahkan evakuasi warga dari wilayah utara ke selatan dalam waktu 24 jam.

Di sisi lain, Hamas mendesak warga untuk tetap tinggal dan menyebut perintah evakuasi Israel sebagai propaganda palsu.

Sebelumnya sekitar 400 ribu warga lainnya telah mengungsi sejak awal Israel melancarkan serangan ke Hamas, yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan bangunan di wilayah Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Komunitas Bulan Sabit Merah Palestina (Palestinian Red Crescent Society), Nebal Farsakh, menangis ketika mencoba memahami apa yang sedang terjadi di tengah perang.

"Lupakan makanan, lupakan listrik, lupakan bahan bakar. Satu-satunya kekhawatiran saat ini adalah apakah Anda akan selamat, apakah Anda akan hidup," ujar Farsakh, dikutip The Guardian.

Sejak Jumat (13/10) pagi waktu setempat, sebagian warga di Gaza telah mengemas barang mereka ke dalam koper dan kantong plastik, untuk membawa anak-anak mereka pindah ke selatan.

"Saat ini, saya meninggalkan tempat yang saya pikir merupakan tempat teraman yang bisa saya datangi," kata Rama Abu Amra, seorang siswa yang telah beberapa kali melarikan diri bersama keluarganya melintasi Gaza.

"Kami sama sekali tidak aman, kami terus menerus diserang. Saya tidak tahu, saya hanya berdoa agar Tuhan melindungi kami, melindungi rumah kami, rumah saya benar-benar sedang diserang. Saya mungkin tidak akan menemukannya lagi," ujarnya.

Di Rumah Sakit Shifa di kota Gaza, seorang pria datang untuk mengecek puluhan teman dan kerabatnya yang dibawa ke rumah sakit usai dibom Israel.

"Saya selamat, saya tidak tahu mengapa saya selamat. Hal ini agar saya bisa memberi tahu musuh Amerika, Eropa dan dunia, bahwa rakyat Palestina tidak akan dikalahkan," kata pria itu.

Meski pengeboman terus terjadi, pemerintah Hamas mendesak masyarakat di Gaza untuk tidak pindah.

"Kami memberi tahu masyarakat di Gaza utara dan kota Gaza tetap tinggal di rumah," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas, Eyad al-Bozom.

Dia menambahkan, "Dengan melakukan pembantaian terhadap warga sipil, penjajah ingin sekali mengusir kami dari tanah kami. Kami lebih baik mati, kami tidak akan pergi."

Sebelumnya militer Israel mengultimatum warga di Gaza untuk pindah ke wilayah selatan dalam waktu 24 jam, "demi keselamatan" mereka.

Diduga seruan evakuasi Israel adalah persiapan Negeri Zionis itu melancarkan serangan darat atas wilayah Gaza.



(dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER