Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan milisi Hamas Palestina ke Israel bertujuan mengganggu upaya normalisasi Tel Aviv dengan Arab Saudi.
"Kami berada di puncak perluasan perdamaian tersebut, dan menghancurkan langkah tersebut adalah salah satu alasan kenapa tindakan ini diambil," kata Netanyahu kepada Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam pertemuannya di Yerusalem, Kamis (19/10).
"Ini adalah waktu yang sulit bagi kami. Itu berarti bahwa ini adalah perang yang panjang dan kami akan memerlukan dukungan Anda yang berkelanjutan," ucap Netanyahu, dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netanyahu bicara demikian saat bertemu dengan Sunak yang datang langsung ke Yerusalem, untuk mendukung Israel atas perang negara itu dengan milisi Hamas Palestina belakangan ini.
Dalam pertemuan itu, Sunak berupaya menegosiasikan cara untuk menjamin pembebasan sandera oleh Hamas dan cara untuk memudahkan pengiriman bantuan bagi warga Jalur Gaza yang kini terisolir imbas perang.
Pertemuan kedua pemimpin ini sendiri terjadi setelah Sunak bertemu lebih dulu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Dalam pertemuan dengan Herzog, Sunak menyambut baik keputusan Israel mengizinkan pengiriman bantuan ke Gaza, dengan mengatakan dirinya mengetahui bahwa Israel "mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menghindari melukai warga sipil."
Sunak dan Herzog juga sama-sama menggarisbawahi perlunya menghindari eskalasi kekerasan di kawasan itu, yang belakangan memicu demonstrasi besar di sejumlah negara, termasuk karena ledakan di rumah sakit di Gaza baru-baru ini.
"Kami akan berdiri bersama Anda dalam solidaritas dengan rakyat Anda dan hak Anda untuk membela diri, untuk membawa keamanan kembali ke negara Anda, kepada rakyat Anda, untuk memastikan kembalinya para sandera yang telah ditawan dengan aman," kata Sunak dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan Herzog.
"Palestina adalah korban dari apa yang telah dilakukan Hamas. Penting bagi kami untuk terus memberikan akses kemanusiaan," lanjut dia.
Serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu disebut-sebut bertujuan mengacaukan upaya normalisasi Israel dengan Saudi yang belakangan tampak mulus.
Beberapa hari usai serangan itu, Saudi memutuskan untuk menghentikan sementara pembicaraan kemungkinan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
"Arab Saudi memutuskan untuk menghentikan sementara diskusi mengenai kemungkinan normalisasi dan telah memberi tahu para pejabat Amerika Serikat," kata seorang sumber kepada AFP pada Sabtu (14/10) lalu.
Padahal sebelumnya Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) menyebut normalisasi Saudi-Israel kian dekat, meski isu Palestina tetap "sangat penting" bagi Saudi.