Wall Street Journal memberitakan hal itu pertama kali dengan mengutip para pejabat AS dan Israel. Israel dilaporkan menunda invasi supaya AS dapat mengerahkan pertahanan rudal ke wilayah tersebut untuk melindungi pasukan mereka di sana.
Pejabat AS diberitakan dalam beberapa waktu terakhir membujuk Israel menunda serangan ke Gaza setidaknya sampai sistem pertahanan udara AS bisa ditempatkan di kawasan itu paling lambat akhir pekan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga menyinggung penyaluran bantuan kemanusiaan terhadap warga sipil di Gaza, serta upaya diplomatik untuk membebaskan sandera yang ditahan militan Hamas.
Namun, Presiden AS Joe Biden pada Rabu (25/10) menyatakan tidak pernah menuntut Israel menunda invasi darat ke Gaza sampai sandera yang ditahan Hamas dibebaskan.
"Itu keputusan mereka [Israel], tapi saya tidak pernah menuntutnya," kata Biden terkait pembicaraannya dengan Netanyahu.
"Yang saya sampaikan kepadanya adalah apabila memungkinkan mengeluarkan orang-orang terlebihi dahulu dengan selamat, itu yang harus dia lakukan," Biden menegaskan.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Israel invasi besar-besaran melalui darat berpotensi jadi kesalahan karena berpotensi telan lebih banyak jiwa warga sipil.
Ia juga menegaskan operasi darat bisa menelan lebih banyak korban sipil dibandingkan serangan udara yang telah dilakukan Israel di Jalur Gaza dalam beberapa waktu terakhir.
"Hal itu juga merupakan kesalahan bagi Israel karena tidak mungkin memberikan perlindungan jangka panjang dan karena tidak sesuai dengan perlindungan penduduk sipil atau menghormati hukum kemanusiaan internasional dan aturan perang," tutur Macron.