Putin Wanti-wanti Dampak Besar Perang Hamas vs Israel

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa perang antara milisi Hamas Palestina dengan Israel bisa meluas, bukan hanya di Timur Tengah.

Dalam pertemuan dengan para pemimpin agama di Rusia pada Rabu (25/10), Putin mengatakan pertumpahan darah di Gaza harus segera dihentikan. Jika tidak, ada risiko konflik yang jauh lebih luas di depan mata.

"Tugas kita hari ini, tugas utama kita, yaitu menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan," kata Putin dalam pertemuan itu, seperti dikutip Reuters, Kamis (26/10).

"Jika tidak, eskalasi krisis lebih lanjut penuh dengan konsekuensi serius dan sangat berbahaya serta destruktif. Tidak hanya untuk kawasan, ini juga akan meluas jauh melampaui perbatasan Timur Tengah," kata Putin.

Pada kesempatan itu, Putin juga mengkritik negara-negara Barat dengan menyebut pasukan tertentu, tanpa menyebut namanya, sedang berusaha memprovokasi negara dan masyarakat lain untuk masuk dalam pusaran konflik.

Dia menilai hal itu bertujuan untuk "meluncurkan gelombang nyata kekacauan dan kebencian timbal balik bukan cuma di Timur Tengah tapi juga jauh melampaui perbatasannya."

"Untuk tujuan ini, antara lain mereka mencoba memainkan perasaan jutaan orang religius dan masyarakat nasional," lanjut Putin.

Putin juga menekankan bahwa aksi Israel di Jalur Gaza adalah salah meskipun dilakukan dengan dalih pembalasan atas serangan Hamas. Sebab orang-orang tidak bersalah justru menjadi korban atas konflik ini.

"Jelas bagi kami bahwa orang-orang tidak bersalah seharusnya tidak bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan orang lain," ucapnya.

"Perang melawan terorisme tidak dapat dilakukan sesuai dengan prinsip tanggung jawab kolektif di mana orang tua, perempuan, anak-anak, seluruh keluarga dan ratusan ribu orang dibiarkan tanpa tempat tinggal, makanan, air, listrik dan perawatan medis," lanjut dia.

Putin turut menyampaikan belasungkawanya, baik kepada keluarga warga Israel yang tewas maupun warga negara lain yang menjadi korban dalam perang yang pecah sejak 7 Oktober lalu itu.

Dia menegaskan Moskow bakal terus mengadvokasi solusi dua negara untuk mengatasi masalah Israel-Palestina. Gagasan ini menurutnya menjadi satu-satunya cara untuk mencapai penyelesaian jangka panjang.