Siapa Itu Milisi Houthi di Yaman yang Ikut 'Keroyok' Israel?

CNN Indonesia
Kamis, 02 Nov 2023 07:29 WIB
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mulai ikut-ikutan menyerang Israel dengan alasan membantu Hamas untuk membela Palestina. Siapa mereka?
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mulai ikut-ikutan menyerang Israel dengan alasan membantu Hamas untuk membela Palestina. Siapa mereka?(Foto: AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman buka-bukan menyatakan telah melancarkan serangan ke Israel dengan drone pada Selasa (31/10).

Houthi mengklaim telah menyerang wilayah utara Israel sebanyak tiga kali sejak negara Zionis itu kembali berperang dengan Hamas Palestina pada 7 Oktober lalu.

Juru bicara Houthi, Yahya Saree, menyatakan serangan ini ditujukan untuk kemenangan bangsa Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Al Jazeera, Houthi bahkan mengultimatum Israel bahwa kelompoknya akan melancarkan serangan susulan yang lebih dahsyat ke negara itu dengan menembakkan rudal balistik dalam jumlah besar.

Lantas, siapa Houthi dan mengapa ikut-ikutan perangi Israel demi membela Palestina?

Houthi merupakan gerakan militan yang berlokasi di Yaman utara dan dipimpin oleh Hussein Badr al-Din al-Houthi, seorang politikus Yaman dan aktivis politik dari sekte Zaidiyah.

Gerakan Islam politik-bersenjata ini muncul di Yaman utara pada 1990-an. Dilansir dari Britannica, Houthi mulai menjadi sorotan sejak 2004 karena aksi pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Yaman yang terjadi terus-menerus.

Gerakan Houthi masuk dalam aliran Syiah Zaydi atau Zaidiyyah, komunitas muslim minoritas di dunia Islam.

Awal mula pembentukan Houthi berdasarkan atas inisiatif untuk membina Pemuda Percaya, sebuah jaringan pemuda Zaydi. Hussein menawarkan pelayanan pendidikan agama, kesejahteraan sosial, dan rasa persahabatan.

[Gambas:Video CNN]

Pada mulanya jaringan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Yaman. Namun, seiring berjalannya waktu banyak aksi protes yang dilakukan jaringan Houthi menentang kepemimpinan presiden Ali Abdullah Saleh. Nama Houthi pun semakin santer terdengar sebagai kelompok pemberontak pemerintah Yaman.

Hubungan antara Houthi dan pemerintah Yaman memanas saat Presiden Saleh mendukung "Perang Melawan Teror" Amerika Serikat dan invasinya ke Irak pada 2003. Keputusan Presiden Saleh ini dianggap mencabut hak kaum Zaid dan mengancam tradisi kaum Houthi.

Sejak saat itu, pemerintah Yaman menyatakan perang kepada Houthi dengan berusaha membunuh dan menangkap para pemimpin Houthi. Hussein al-Houthi akhirnya berhasil dibunuh oleh pemerintah Yaman.

Konflik bersenjata di Yaman kembali bergejolak saat terjadi Gelombang Arab Spring pada akhir 2010. Gelombang Arab Spring bermula dari rasa ketidakpuasan warga negara-negara Arab terhadap pemerintahannya.

Hingga pada 2014, pemberontak Houthi kembali memperbaiki hubungan dengan eks Presiden Ali Abdullah Saleh dengan tetap melancarkan pemberontakan terhadap rezim berkuasa. Saat itu, Yaman dipimpin oleh Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi.

Sekitar akhir 2014, Houthi melancarkan "kudeta" terhadap rezim Mansur Hadi dan menduduki Ibu Kota Sanaa dengan bantuan Saleh serta orang-orangnya.

Ini merupakan awal mula perang sipil di Yaman pecah yang hingga hari ini masih berlangsung dan telah menewaskan setidaknya lebih dari 370 ribu orang tewas.

Hingga kini, Houthi masih menduduki ibu kota dan mengklaim sebagai pemerintah yang berkuasa di Yaman. Houthi juga masih memerangi pasukan Yaman yang dibantu koalisi Arab Saudi.

Kelompok Houthi menguasai sebagian besar wilayah utara dan pusat populasi besar lainnya di Yaman. Sementara itu, pemerintah yang diakui secara internasional bermarkas di Aden.

Yaman telah menikmati lebih dari satu tahun keadaan yang relatif tenang di tengah upaya perdamaian yang dipimpin PBB. Arab Saudi telah mengadakan pembicaraan dengan Houthi dalam upaya untuk keluar dari perang.

Namun serangan Houthi terhadap Israel telah meningkatkan risiko konflik bagi Arab Saudi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai perang Yaman menjadi krisis kemanusiaan terbesar di dunia yang tampak terlupakan oleh dunia.

Sekitar 4 juta warga Yaman kehilangan tempat tinggal dan menjadi pengungsi akibat perang sipil ini.

Selama perang beberapa tahun, Amerika Serikat telah memberikan beberapa dukungan kepada Arab Saudi dalam menghadapi Houthi di Yaman.

Kenapa Houthi ikut serang Israel?

Dikutip Reuters, Houthi merupakan milisi yang tergabung dalam "Poros Perlawanan", kelompok-kelompok militan di Timur Tengah yang diyakini didukung oleh Iran.

Houthi memang telah lama mendukung Palestina dan menentang Israel serta sekutunya, terutama Amerika Serikat.

Slogan Houthi selama ini adalah "Matilah Amerika, Matilah Israel, kutuk Yahudi dan kemenangan bagi Islam".

(cap/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER