Generator Utama RS Indonesia Habis, Sistem Oksigen-Lemari Jenazah Mati

Rumah Sakit Indonesia dan beberapa rumah sakit lainnya di Jalur Gaza, Palestina, dikabarkan lumpuh sebagian lantaran generator utama yang menjadi sumber listrik sudah mati total.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, generator listrik utama milik RS Indonesia akhirnya mati setelah diperingatkan sebelumnya bahwa hanya bisa mengalirkan listrik beberapa jam ke depan sebelum benar-benar mati total.

Diberitakan Al Jazeera, dengan ketiadaan generator, Rumah Sakit Indonesia kini terpaksa menggunakan generator cadangan, yang berarti sistem oksigen rumah sakit sekaligus pendingin ruangan (AC) dan ventilasi terpaksa berhenti.

Lihat Juga : ANALISIS Barat 'Buang Muka' ke Palestina, Apa yang Bisa Negara Muslim Lakukan?

Lemari pendingin jenazah juga kini tidak bisa lagi berfungsi.

Para pejabat mengatakan rumah sakit hanya bisa berfungsi sebagian dalam beberapa hari mendatang menggunakan generator cadangan. Setelahnya, rumah sakit bakal sepenuhnya lumpuh.

Dikutip CNN, Rumah Sakit Indonesia di Gaza dianggap sebagai salah satu tulang punggung dalam menyediakan layanan kesehatan di bagian utara wilayah itu. RS Indonesia menjadi fasilitas medis terdekat dari titik-titik sasaran gempuran Israel.

Tak lama setelah serangan udara Israel ke kamp pengungsi Jabalia, RS Indonesia langsung menerima puluhan jenazah dan ratusan korban terluka. 

Relawan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) di Gaza, Fikri Rofiul Haq, sebelumnya mengatakan Rumah Sakit Indonesia akan mengalami pemadaman listrik dalam 48 jam ke depan, di tengah peningkatan jumlah pasien imbas serangan dan blokade total Israel.

Lihat Juga : Israel Bombardir Lagi Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza, 195 Orang Tewas

"Dalam pernyataan ketua Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Indonesia akan mengalami pemadaman listrik dalam 48 jam ke depan," kata Fikri dalam pesan suara yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (1/11).

Fikri juga melaporkan rumah sakit sudah mengalami krisis obat-obatan dan tim medis sehingga "banyak korban luka tergeletak di lantai."

Dia menyebut RS Indonesia kewalahan menerima korban gempuran Israel, di mana banyak jenazah terpaksa diletakkan di trotoar, menunggu diambil keluarga untuk dimakamkan.

Peningkatan jumlah pasien ini sendiri terjadi usai Israel menggempur kamp pengungsi terbesar di Palestina, Jabalia, pada Rabu (1/11) dini hari. Puluhan orang pun tewas dan ratusan lainnya luka-luka imbas serangan tersebut.

Kondisi ini diperparah dengan Israel yang tak kunjung mengizinkan bantuan bahan bakar minyak masuk ke Gaza. Mereka beralasan bantuan itu bisa disalahgunakan Hamas.

Rumah sakit-rumah sakit di Gaza pun terancam lumpuh total karena kehabisan bahan bakar guna mengoperasikan generator. Generator berfungsi menjalankan listrik, sehingga bisa dipakai untuk menghidupkan peralatan medis.