Zaitun merupakan komoditas penting di Palestina yang menjadi sumber mata pencaharian 80.000 hingga 100.000 keluarga. Industri zaitun menyumbang 70 persen produksi buah-buahan lokal dan 14 persen perekonomian lokal.
Minyak emas halus yang dihasilkan dari buah zaitun sangat laku di pasaran. Dilansir dari arab News, buah zaitun menggambarkan mata pencaharian dan tanah bangsa Palestina yang hilang akibat pendudukan.
Zaitun juga menjadi simbol perlawanan atas perambahan wilayah pemukiman secara ilegal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuatnya perekonomian zaitun di Palestina membuat sering kali terjadi penjarahan pemukiman ilegal yang berusaha menggunduli tanah dan mengambil tempat tinggal warga Palestina.
Pada musim panen zaitun, pemukiman Israel sering menyerang desa-desa Palestina, memukuli petani, menyebarkan kimia ke tanaman, dan mencabut pohon.
Hidangan berbahan dasar terong menjadi menu favorit warga Palestina dan Israel, dikutip dari Arab News. Orang Israel gemar mengkonsumsi terong dalam berbagai bentuk, seperti dipanggang, digunakan sebagai saus, dan olahan lainnya.
Salah satu hidangan bernama Maqluba adalah nasi terbalik dengan terong panggang yang dicampur dengan kembang kol, wortel, dan ayam atau domba. Makanan ini terkenal di seluruh Levant, terutama di kalangan warga Palestina.
Makanan Palestina rata-rata serupa dengan wilayah di sekitarnya, yaitu Israel dan Yordania.
Seorang sastrawan Palestina, Edward Said, terong menjadi salah satu cara dirinya bisa terhubung dengan Palestina. Said menyatakan bahwa ia dan keluarganya sangat menyukai terong Battir.
Battir sendiri merupakan desa kuno di Palestina dan salah satu situs warisan budaya UNESCO yang terkenal dengan terongnya.
(cpa/bac)