Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan masih ada tiga warga negara Indonesia (WNI) yang belum bisa dievakuasi dari Gaza karena masalah administrasi.
"Terdapat satu keluarga WNI lagi yang terus berusaha kita evakuasi. Mereka terdiri dari tiga WNI: suami dan dua anak dan seorang istri warga negara Palestina," kata Retno saat konferensi pers di Gedung Kemlu, Jumat (3/11).
Dia kemudian berujar, "Mereka kemarin tanggal 2 November sudah sampai di pintu Rafah (sisi Gaza). Namun, masih terdapat beberapa isu administrasi yang sedang berusaha diurus dan diselesaikan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno mengungkapkan proses administrasi untuk bisa meninggalkan Gaza juga sangat ketat dan melibatkan banyak pihak kunci di Gaza.
Nama-nama yang akan dievakuasi harus mendapatkan persetujuan dari banyak pihak yang ada di Gaza.
RI sebelumnya sempat mengupayakan evakuasi WNI dari Gaza pada 1 dan 2 November pagi, namun saat itu evakuasi belum berhasil.
"Itu merupakan bukti bahwa perlu upaya yang sangat sulit untuk menciptakan koridor aman evakuasi," kata Retno.
Terlepas dari itu, Indonesia berhasil mengevakuasi empat WNI dan satu orang warga negara Palestina dari Gaza. Mereka merupakan satu keluarga.
"Alhamdulillah bahwa empat WNI dan satu istri WNI dapat dievakuasi ke Kairo saat ini," kata Retno.
Evakuasi WNI ini dilakukan usai perbatasan Rafah di Mesir dibuka.
Pasukan Israel dan milisi di Palestina, Hamas, berperang sejak 7 Oktober hingga sekarang. Imbas pertempuran ini, ribuan orang di Palestina dan Israel meninggal.
Tak lama setelah perang pecah, Israel memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk.
Israel juga terus membombardir Gaza. Baru-baru ini, mereka menyerang kamp pengungsi di Jabalia. Imbasnya, ratusan orang meninggal.