ANALISIS

Apa yang Bisa Setop Agresi Israel di Gaza?

CNN Indonesia
Rabu, 08 Nov 2023 08:00 WIB
Pengamat menilai desakan internasional seperti AS, Eropa hingga negara Arab yang bisa menekan Israel menyetop agresi di Gaza.
Pasukan Israel terus menggempur target di Jalur Gaza meski dikecam di tengah seruan gencatan senjata. Foto: via REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES
Jakarta, CNN Indonesia --

Agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah berlangsung satu bulan sejak pecah 7 Oktober lalu.

Per Senin (6/11), Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 10.022 warga Palestina tewas imbas perang, dengan lebih dari 4.100 di antaranya merupakan anak-anak.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sampai menyebut Gaza saat ini telah menjadi "kuburan bagi anak-anak."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bencana yang sedang terjadi membuat perlunya gencatan senjata kemanusiaan menjadi semakin mendesak seiring berjalannya waktu," kata Guterres di markas besar PBB di New York City, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (6/11).

Meski mayoritas negara dan komunitas internasional telah mendesak gencatan senjata, Israel nyatanya bersikukuh menolak dengan alasan waktu yang tersedia bakal digunakan milisi Hamas untuk mengumpulkan kekuatan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun memberikan syarat jika ingin gencatan senjata, para warga Israel yang ditawan mesti dibebaskan seluruhnya.

"Tidak akan ada gencatan senjata umum di Gaza tanpa pembebasan warga kami yang disandera," kata Netanyahu.

Sebanyak 240 warga Israel disandera Hamas sejak milisi ini meluncurkan serangan di sejumlah kota Israel awal bulan lalu. Para sandera termasuk warga sipil lanjut usia hingga anak-anak.

"Dari segi taktis, jeda sementara selama satu jam di sini, satu jam di sana, kita sudah pernah mengalami sebelumnya. Saya kira kita akan memeriksa keadaan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk maupun para warga kami yang disandera keluar," ucap Netanyahu.

Dengan kondisi seperti ini, apa yang bisa menghentikan agresi Israel di Gaza?

Pengamat studi Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Sya'roni Rofii, menilai agresi Israel bisa dihentikan apabila Amerika Serikat dan negara-negara Barat seperti Uni Eropa memberikan tekanan secara langsung dan spesifik ke Negeri Zionis.

"Sikap Israel bisa berubah jika Amerika dan Uni Eropa memberikan tekanan secara langsung dan secara spesifik, karena pada akhirnya Israel ini kan mendapat sokongan dari Amerika dan Uni Eropa dalam forum-forum internasional," kata Sya'roni kepada CNNIndonesia.com.

Sya'roni mengatakan AS dan negara-negara Barat memiliki kontribusi penting bagi keberlanjutan perang di Timur Tengah karena "secara spesifik memiliki komitmen untuk membantu persenjataan untuk Israel."

Sejak sebelum Israel melancarkan agresi di Gaza, Negeri Zionis sendiri telah menerima bantuan persenjataan mulai dari Amerika Serikat, Inggris, hingga Jerman.

AS memasok 10,6 miliar dolar atau setara Rp166 triliun bantuan ke Israel melalui Kementerian Pertahanan, yang mencakup dukungan pertahanan udara dan rudal. Wall Street Journal bahkan melaporkan Washington berencana mengirim 320 juta dolar atau setara Rp5 triliun bom presisi untuk Israel.

Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Italia dan Jerman juga menjadi pemasok senjata ke Israel antara 2013-2022. Senjata kedua negara ini memainkan peran penting dalam agresi Tel Aviv di Gaza saat ini.

Kemudian, menurut Campaign Against the Arms Trade (CAAT), Inggris menjalin kesepakatan yang menguntungkan dengan Angkatan Udara Israel.

Inggris menyediakan komponen yang membentuk 15 persen dari pesawat tempur siluman F-35, yang digunakan Tel Aviv membom sekolah, rumah sakit, dan daerah pemukiman di Gaza, demikian dikutip dari Euronews.

Dengan bantuan-bantuan ini, Sya'roni pun menilai Israel tidak akan mau berhenti jika AS dan negara-negara Barat lain masih "bersikap abu-abu". AS sendiri sejauh ini hanya mendesak Israel melakukan jeda kemanusiaan, alih-alih gencatan senjata.

AS setuju bahwa jeda kemanusiaan harus ada untuk meminimalisir kerugian terhadap warga sipil. Namun, Washington menegaskan tak akan menghentikan Tel Aviv "mempertahankan diri."

"Jika sikap Amerika dan Uni Eropa masih abu-abu, tidak tegas, maka bisa jadi Israel akan terus melancarkan serangannya," ucap Sya'roni.

Lanjut di halaman berikutnya...

Negara Arab Bersatu Bisa Bikin Israel Ketar-ketir

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER