ANALISIS

Apa yang Bisa Setop Agresi Israel di Gaza?

CNN Indonesia
Rabu, 08 Nov 2023 08:00 WIB
Pengamat menilai desakan internasional seperti AS, Eropa hingga negara Arab yang bisa menekan Israel menyetop agresi di Gaza.
Kepulan asap di langit Gaza akibat agresi Israel tanpa henti di wilayah itu. Foto: AFP/FADEL SENNA

Senada, pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, mengatakan AS dan negara-negara Eropa merupakan pihak-pihak yang bisa menyetop aksi Israel di Palestina.

Yon berpandangan Israel akan "manut" jika Washington mendesaknya menghentikan serangan karena ini sudah berkaitan dengan tragedi kemanusiaan yang luar biasa.

"Masalahnya, Amerika Serikat hingga saat ini masih mendukung serangan-serangan yang dilakukan oleh Israel dan itu terkesan membumihanguskan Gaza. Gaza akan dijadikan sebagai wilayah yang tidak berpenghuni kalau serangan itu terus menerus dilakukan karena yang menjadi korban adalah rakyat sipil, penduduk Gaza secara umum," kata Yon kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu, tentu upaya untuk melobi Amerika Serikat dan negara-negara sekutu harus dilakukan agar serangan itu bisa dihentikan," lanjut Yon.

Yon mengatakan negara-negara Arab perlu berupaya melobi AS dan Eropa untuk membujuk Israel menghentikan gempuran ke Gaza.

Kendati begitu, syarat Israel untuk melepaskan tawanan jika ingin gencatan senjata, menurut dia, bakal mempersulit pelaksanaan ini.

Pasalnya, Hamas juga meminta semua warga Palestina yang ditahan Israel dibebaskan jika ingin warga Tel Aviv yang mereka sandera bebas. Warga Palestina yang ditahan sendiri berjumlah sekitar lima ribu orang.

Sementara itu, warga Israel yang ditahan Hamas dilaporkan berjumlah 240 orang.

"[Pertanyaannya] apakah mau seperti itu Israel?" ucap Yon.

Yon pun mewanti-wanti apabila AS dan Eropa tak bisa membujuk atau bahkan tidak mau menekan Israel untuk menyetop serangan dan melakukan gencatan senjata, maka "tidak ada jalan lain selain intervensi militer."

"Siapa yang bisa melakukan intervensi militer? Ya negara-negara yang sedang berkonflik, bermusuhan dengan Israel dan juga Amerika. Maka negara yang berpotensi ya Lebanon kemudian Suriah, dan itu ada Iran," ucapnya.

"Maka kemudian dengan intervensi militer itu akan terjadi keseimbangan [kekuatan] dan memaksa Israel untuk mau berpikir menghentikan serangan itu."

Meski begitu, Yon memperingatkan jika negara-negara Timur Tengah ini benar melakukan intervensi militer, maka peperangan akan semakin meluas dan membesar. Negara-negara adidaya seperti Rusia dan China, menurutnya, tentu akan turun tangan dan membuat skala konflik menjadi tak terelakkan.

"Kalau Israel melakukan serangan ke Iran, pasti China dan Rusia akan terlibat. Maka saya pikir perang ini akan semakin besar. Hanya pilihannya apakah diakhiri dengan perdamaian atau dengan peperangan yang semakin besar," tukas dia.

Sementara itu, menurut Sya'roni, negara-negara Arab sebetulnya bisa membantu menghentikan agresi dengan memberikan tekanan kuat pada Israel.

Berkaca pada sejarah perang Arab-Israel, kekuatan kolektif negara-negara Arab bisa membuat Israel ketar-ketir dan mempertimbangkan kembali tindakannya di Gaza.

Namun, ini hanya bisa terjadi jika mereka satu suara. Masalahnya, suara dunia Arab saat ini terbelah karena hubungan politik sejumlah negara itu dengan Tel Aviv.

Pada 1979, Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel usai bersitegang bertahun-tahun karena Perang Arab-Israel 1948. Yordania kemudian menyusul pada 1994, diikuti Sudan, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain pada 2020.

Pada Sabtu (4/11), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Yordania hingga Mesir di Amman, Yordania. Dalam pertemuan itu, para menlu Arab mendesak Blinken meminta Israel segera gencatan senjata.

Namun, menurut Sya'roni, posisi para Menlu Arab saat itu "lebih pada mengikuti skema AS sehingga belum ada tindakan nyata dari negara-negara Arab untuk ambil langkah kolektif untuk menekan Israel."

Oleh sebab itu, Sya'roni menilai konflik di Gaza sebetulnya bisa dihentikan hanya jika Arab satu suara.

"Artinya kalau negara-negara Arab satu suara untuk isolasi Israel pasti Israel akan berubah pikiran sehingga melakukan de-eskalasi atau ceasefire (gencatan senjata)," pungkas dia.



(blq/dna)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER