ANALISIS

AS-Arab Melempem, Mampukah China Jadi Juru Damai Israel-Palestina?

CNN Indonesia
Jumat, 10 Nov 2023 08:30 WIB
China diharapkan bisa menjadi juru runding antara pihak Israel dan Palestina untuk menyelesaikan konflik di kawasan Timur Tengah.
Pasukan Israel saat menyerbu jantung kota Gaza. (REUTERS/RONEN ZVULUN)

Ragu China bisa jadi mediator

Sementara itu, profesor hubungan China dan negara di Timur Tengah dari Universitas Groningen Willem Figueroa tak yakin China akan terlibat jauh dalam penyelesaian konflik Israel dan Palestina.

"Skenario terbaik China adalah mengakhiri konflik sesegera mungkin dan melibatkan China dalam proses negosiasi potensial dengan cara tertentu," kata Figueroa, dikutip Al Jazeera, pada awal pekan ini.

Ia kemudian berujar, "Tapi, sejujurnya saya tidak yakin mereka bisa terlibat sama sekali."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandangan tersebut muncul karena Negeri Tirai Bambu mengambil sikap dengan hati-hati soal Israel dan Palestina.

"Mereka mengambil sikap yang sangat hati-hati di awal dan menyebarkan perdamaian dan mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan fokus terhadap keluhan Palestina," kata Figueroa.

Di awal perang, China hanya menyerukan deeskalasi permusuhan, meminta pihak-pihak terkait tetap tenang, dan menahan diri. Mereka juga menyerukan permusuhan segera berakhir demi melindungi warga sipil dan situasi yang memburuk.

Sepekan setelah perang, China mengutus wakil Menlu yang membidangi Afrika dan utusan Timur Tengah, Zai Jun, untuk berkunjung ke Timur Tengah.

Di waktu yang bersamaan, China menyatakan siap berperan lebih aktif terkait konflik tersebut.

Sebulan usai perang, China dan Uni Emirat Arab menyerukan gencatan senjata mengingat korban sipil tewas yang terus bertambah dan Gaza kian krisis.

Namun, peran China membuat Iran dan Arab Saudi kembali membuka hubungan diplomatik dianggap belum bisa membuat mereka akan berhasil di konflik Israel-Palestina.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas St Thomas di AS, Yao Yuan Yeh, menilai meski ada peningkatan keterlibatan China di Timur Tengah bukan berarti menjadi pemeran utama di perang Israel dan Hamas.

"Kami belum benar-benar melihat China melakukan sesuatu yang baru atau mengambil posisi kepemimpinan dalam konflik saat ini," ujar Yeh.

Beberapa pengamat memandang kunjungan perwakilan China tak cukup dinilai sebagai upaya besar mengingat dukungan pemimpin Barat ke Israel.

China padahal memprioritaskan hubungan dengan Palestina dalam konflik ini.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden hingga Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengunjungi Tel Aviv untuk menyampaikan dukungan ke PM Benjamin Netanyahu.

AS tolak China jadi juru damai?

AS merupakan sekutu dekat Israel. Mereka bahkan menolak gencatan senjata lantaran takut Hamas bisa kembali menyerang Israel.

China dan AS juga saling bersaing dalam banyak hal termasuk mendapat pengaruh di Timur Tengah.

Fahmi menilai salah satu tantangan upaya damai China adalah "Israel first" yang menjadi prioritas AS dan sekutu Barat.

Mereka akan mengutamakan kepentingan dan keuntungan Israel dibanding pihak lain.

Di luar itu, AS jadi salah satu negara yang mendukung solusi dua negara.

Solusi dua negara menyerukan pembentukan dua negara yang hidup berdampingan, aman, damai, dan saling mengakui kemerdekaan masing-masing.

Berbeda dengan Fahmi, Yon menilai AS itu "tidak terlalu keberatan" dengan upaya China selama usaha tersebut mengarah ke solusi dua negara.

"Akan sangat didukung apabila upaya non-militer mampu untuk membebaskan tawanan dari Israel yang berada di Gaza," kata dia.

(isa/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER