Negara-negara Barat saat ini mulai berbalik arah mengkritik Israel atas agresinya di Jalur Gaza, Palestina, yang telah menewaskan belasan ribu orang.
Amerika Serikat, selaku sekutu terdekat Israel, kini mulai melontarkan kritik paling kerasnya kepada Tel Aviv lantaran banyak warga sipil Gaza yang berjatuhan imbas serangan brutal Negeri Zionis.
"Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh, terlalu banyak yang menderita di masa lalu," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken Saat sedang berkunjung ke India, Jumat (10/11), seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blinken menyerukan Israel agar tetap melindungi warga sipil di Gaza dan tidak menewaskan lebih banyak korban jiwa yang tak bersalah.
Kendati begitu, dalam kesempatan tersebut, Blinken tetap menegaskan kembali dukungan AS terhadap aksi militer Israel untuk memastikan Gaza "tidak dapat lagi digunakan sebagai wadah meluncurkan aksi terorisme."
Selain AS, Prancis juga mulai mengkritik agresi Israel di Gaza. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Israel harus berhenti membombardir Gaza dan membunuh warga sipil.
"Bayi-bayi ini, para perempuan ini, orang-orang lanjut usia ini dibom dan dibunuh. Jadi tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Kami mendesak Israel untuk berhenti," kata Macron dalam wawancaranya dengan BBC.
Macron sendiri menyatakan bahwa Prancis mengutuk tindakan "terorisme" Hamas ke Israel. Kendati begitu, dia tidak setuju Israel membombardir warga sipil di Gaza.
"Namun, meski mengakui hak Israel untuk melindungi diri, kami mendesak mereka [Israel] untuk menghentikan pengeboman di Gaza ini," kata Macron.
Spanyol juga mulai vokal menentang agresi Israel ke Jalur Gaza. Menteri Sosial Spanyol Ione Belarra menyerukan komunitas internasional untuk menjatuhkan sanksi ke Israel yang dinilai tengah "merencanakan genosida" di Gaza.
"Negara Israel harus menghentikan genosida terencana ini terhadap warga Palestina," kata Belarra pada Rabu pekan ini seperti dikutip Al Jazeera.
"Mengapa kita bisa memberikan pelajaran tentang hak asasi manusia dalam konflik lain dan tidak di sini ketika dunia menyaksikan kengerian ini? Kematian ribuan anak, para ibu-ibu berteriak putus asa karena menyaksikan pembunuhan anak-anaknya," ucap Belarra lagi.
Belarra bahkan menyindir negara-negara besar yang seakan tutup mata atas kebrutalan yang terjadi di Jalur Gaza.
"Ada keheningan yang memekakkan telinga di banyak negara dan begitu banyak pemimpin politik yang bisa melakukan sesuatu. Saya berbicara tentang apa yang saya ketahui dengan baik, yaitu Uni Eropa. Tampaknya kemunafikan yang ditunjukkan oleh Komisi Eropa tidak dapat diterima," kata Belarra.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga akhirnya mendesak Israel melakukan jeda sementara atas agresinya di daerah kantong tersebut. Meski tetap menyinggung kecamannya terhadap Hamas, Trudeau juga menyerukan agar Israel memberikan waktu untuk meredakan situasi di Gaza.
Hal itu, menurutnya, diperlukan untuk membebaskan semua sandera hingga menyediakan koridor aman bagi bantuan dan medis memasuki Gaza.
"Dan saat kita benar-benar melakukan pekerjaan berat yang diperlukan untuk kembali ke jalur solusi dua negara, untuk mulai membayangkan seperti apa masa depan jangka panjang negara Palestina yang layak, aman. Dan di samping negara Israel yang aman, terjamin, maju, dan sukses," kata Trudeau, seperti dikutip CTV News.
Bersambung ke halaman berikutnya...