Negara Barat Mulai Berbalik Kritik Agresi Israel, AS Masih Bingung

CNN Indonesia
Senin, 13 Nov 2023 15:42 WIB
Negara-negara Barat saat ini mulai berbalik arah mengkritik Israel atas agresinya di Jalur Gaza, Palestina, yang telah menewaskan belasan ribu orang.
RS Al Shifa dikepung pasukan Israel. (REUTERS/STRINGER)

Norwegia juga mendesak agar jeda kemanusiaan segera dilakukan di Gaza. Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store mengatakan hal itu diperlukan di tengah eskalasi konflik yang sudah makin membuat warga sipil menderita akibat kelangkaan kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

"Norwegia mendukung jeda kemanusiaan [di Gaza]. Kebutuhan kemanusiaan sangat besar," kata Store, seperti dikutip Xinhua.

Jumlah korban tewas imbas agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, sudah melampaui 11.100 orang hingga Minggu (12/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari total tersebut, lebih dari 8.000 di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

Kantor media pemerintah Gaza melaporkan serangan terhadap rumah sakit di Gaza, serta upaya Israel mencegah ambulans keluar masuk rumah sakit untuk mengantar pasien dan jenazah, membuat Kementerian Kesehatan sejak Sabtu (11/11) tidak bisa mengeluarkan statistik akurat mengenai jumlah korban tewas dan luka-luka dalam beberapa jam terakhir.

"Kami ingat bahwa pasukan pendudukan (Israel) melakukan lebih dari 1.130 pembantaian dan jumlah korban mencapai lebih dari 11.100 orang tewas, termasuk lebih dari 8.000 anak dan perempuan, dan jumlah korban luka lebih dari 28 ribu orang," tulis media tersebut, seperti dikutip Anadolu Agency.

Dalam beberapa waktu terakhir, militer Israel mengintensifkan serangan darat dan udara di rumah sakit-rumah sakit Gaza utara, khususnya RS Al Shifa.

Kendaraan militer Israel ditempatkan di dekat gerbang utama Al Shifa, yang secara langsung menargetkannya di tengah baku tembak serta serangan drone tiada henti.

Tiga badan PBB yang terdiri dari UNFPA, UNICEF, dan WHO telah mengecam situasi horor yang dialami fasilitas kesehatan di Gaza selama lebih dari sebulan agresi Israel tersebut.

"Dunia tak bisa diam di saat rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat aman, bertransformasi menjadi tempat kematian, ketakutan, dan keputusasaan," demikian pernyataan bersama tiga badan PBB tersebut.

Warga sipil Gaza sendiri hingga kini masih kesulitan mendapat kebutuhan pokok seperti makanan dan air bersih. Sebagian besar rumah sakit juga sudah mulai kolaps karena kehabisan bahan bakar sehingga tak bisa lagi beroperasi.

Bayi-bayi prematur pun harus meregang nyawa akibat tak bisa menggunakan inkubator.

(blq/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER