Israel pun kini di bawah pengawasan ketat atas operasi yang menargetkan rumah sakit di bagian utara Gaza. Mereka mengatakan hal itu dilakukan karena fasilitas tersebut digunakan Hamas.
Namun, tudingan Israel tersebut dibantah Hamas hingga para staf medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa ribu orang, termasuk pasien yang terluka dan bayi prematur, diyakini berlindung di rumah sakit Al-Shifa yang malah jadi sasaran pasukan Israel memulai serangan pekan ini.
Militer Israel mengatakan mereka menemukan senapan, amunisi, bahan peledak dan pintu masuk ke terowongan di kompleks rumah sakit, klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ada "indikasi kuat" sandera mungkin ditahan di fasilitas medis tersebut. Namun, ia tak memberikan detail yang mendukung pernyataannya itu.
Israel belum menemukan sandera di rumah sakit tersebut tetapi mengatakan mereka menemukan mayat dua wanita yang diculik tidak jauh dari sana.
Jenazah tentara wanita yang diculik, Noa Marciano, 19, ditemukan di "sebuah bangunan yang berdekatan dengan rumah sakit Al-Shifa" pada hari Jumat, sehari setelah jenazah Yehudit Weiss yang berusia 65 tahun ditemukan.
Putra Weiss, Omer, mengatakan berita kematian ibunya telah menghancurkan keluarga.
"Petugas mengetuk pintu dan kami segera mengerti," katanya kepada AFP, matanya berkaca-kaca.
"Mereka memberi kami pemberitahuan dan dunia runtuh."
Mereka yang disandera berkisar dari bayi hingga orang berusia delapan tahun, dan hanya ada sedikit informasi mengenai nasib mereka, meskipun negosiasi sedang berlangsung yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir untuk menjamin pembebasan.
Sementara itu, serangan militer Israel, baik di udara dan darat, telah menewaskan sekitar 12 ribu orang, termasuk 5.000 anak-anak. Angka tersebut berdasarkan perhitungan Hamas, kelompok yang memerintah Gaza sejak 2007.
(afp/chri)