Masalah di Laut China Selatan menjadi salah satu topik debat ketiga capres malam tadi. Isu ini telah lama mengemuka imbas batas-batas maritim sejumlah negara ASEAN yang tumpang tindih dengan China.
Solusi Code of Conduct (CoC) hingga kini belum juga disepakati. Bahkan isu ini menjadi arena persaingan hegemoni antara Amerika Serikat dan China.
Menurut Anies, kunci persoalan ini ada di tangan ASEAN. Indonesia menurutnya harus kembali menjadi pemimpin ASEAN yang dominan untuk bisa menjangkau seluruh negara ASEAN yang kini menjadi pintu masuk bagi kekuatan China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menilai harus ada kesepakatan yang dibangun di ASEAN untuk menyelesaikan masalah ini. ASEAN harus menjadi satu kesatuan regional untuk berhadapan dengan negara lain.
Sementara itu, menurut Prabowo, RI perlu memperkuat platform pertahanan, khususnya untuk patroli di kawasan maritim. Prabowo menilai banyak sekali satelit yang dibutuhkan guna memantau situasi di kawasan sengketa tersebut.
Prabowo berpandangan jika pertahanan RI kuat, masalah di Laut China Selatan bisa diatasi.
Terpisah, menurut Ganjar, masalah di LCS bisa diatasi dengan menyusun kesepakatan sementara. Indonesia menurutnya perlu berinisiatif membuat kesepakatan untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan.
Selain itu, Ganjar juga ingin memperkuat patroli maritim di wilayah sengketa tersebut. Dia pun berujar RI perlu mengerahkan tanker-tanker terapung yang bisa dipakai tentara Indonesia berpatroli.
Masalah perdagangan manusia belakangan kembali marak terjadi terutama di kawasan Asia Tenggara.
Anies mengatakan perdagangan manusia harus segera disetop karena telah memakan korban lebih 3 ribu orang, khususnya untuk anak dan perempuan.
Senada, Ganjar juga menilai masalah tindak pidana perdagangan orang (TPPO) harus segera diberantas. Salah satunya lewat reformasi kepolisian dengan penguatan sistem siber Indonesia.
(blq/rds)