Pakar Asing Urai Kemunculan Dinasti Politik Baru di RI

CNN Indonesia
Jumat, 02 Feb 2024 15:18 WIB
Pakar politik, sejarah, dan budaya Indonesia dari Australia Maxe Lane mengurai kemunculan dinasti baru di negara ini usai Gus Dur lenger dari kursi presiden.
Presiden Jokowi (tengah) saat menerima alutsista baru untuk RI. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

Jokowi baru terjun ke dunia politik pada 2004. Di bergabung dengan PDIP untuk pemilihan Wali Kota Solo.

Di tahun tersebut, kata Lane, pencitraan pribadi adalah segalanya dibanding ideologi dan program.

"Widodo [Jokowi] mampu memanfaatkan kelemahan utama PDIP terkait dominasi politik ambisi pribadi," ujar dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak kalah di Pilpres 2004 dan 2009, Lane memandang PDIP tak punya calon presiden yang kredibel.

Selama menjadi Wali Kota, Jokowi membangun citra yang berbeda dengan PDIP bahkan dalam hal pakaian. Gaya dia blusukan, menyambangi pasar dan simbol-simbol yang menunjukkan dekat dengan kelas bawah menjadikan Jokowi populer.

Dia lantas maju untuk calon Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Ketika itu, Jokowi tak memakai seragam partai, tetapi kemeja kotak-kotak.

Megawati sendiri berulang kali mengingatkan secara terbuka bahwa Jokowi harus selalu bertindak sebagai "petugas partai", "melaksanakan tugas partai.owi
Pada 2014, Jokowi maju sebagai capres didampingi Yusuf Kalla dan lima tahun berikutnya kembali nyapres dengan didamping Maruf Amin.

"Di masa kepemimpina di yang kedua, dia tidak berupaya memperkuat posisi PDIP dibandingkan partai lain, melainkan hanya berupaya memperkuat posisinya sendiri," kata Lane.

Lan menyoroti bahwa Jokowi tak menempatkan kader partai di posisi strategis seperti sekretaris kabinet atau Menkomarves.

Jabatan strategis sisanya jatuh ke tangan tokoh partai lain ini melemahkan posisi PDIP secara keseluruhan di pemerintahan.

Lane menilai terdapat dua proses mendasar yang perlu diperhatikan.

Pertama, kemunculan Jokowi yang membangun dinasti merupakan cerminan dari ciri-ciri dasar politik arus utama Indonesia.

"Prabowo, Yudhoyono, Surya Paloh, Megawati, dan bahkan partai-partai kecil lainnya telah membuka jalan bagi Widodo dan putra-putranya," ujar dia.

Kontroversi yang ada saat ini, kata Lane, tak berpusat pada ideologi atau program, hanya pada bahaya pembangunan dinasti itu sendiri.

Lane juga menyoroti ketidakmampuan PDIP menghasilkan pemimpin kredibel sehingga mereka tampak mememfasilitasi perwujudan ambisi pribadi Jokowi.

"PDIP kini menghadapi fenomena yang turut mereka ciptakan," kata dia.

Kedua, manifestasi ekstrim politik ambisi pribadi berdasarkan serangkaian manuver Jokowi yang menimbulkan potensi nyata perpecahan politik.

Manuver Jokowi bahkan mengharuskan dia melakukan pengkhianatan secara perlahan terhadap PDIP.

Dampak utama dari manuver Jokowi telah dirasakan PDIP.

"Sebagai balasannya, Megawati kini juga menggunakan perbandingan dengan Orde Baru untuk mengkritik mereka yang baru berkuasa," ungkap Lane.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER