Raup 87,8 Persen Suara, Kenapa Putin Selalu Menang Pemilu Rusia?

CNN Indonesia
Selasa, 19 Mar 2024 10:20 WIB
Presiden petahana Vladimir Putin unggul sementara dengan perolehan 87,8 suara versi exit poll Pemilu Rusia pekan lalu.
Presiden petahana Vladimir Putin unggul sementara dengan perolehan 87,8 suara versi exit poll Pemilu Rusia pekan lalu. (AFP/ALEXEY BABUSHKIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden petahana Vladimir Putin unggul sementara versi exit poll dalam pemilihan umum atau Pemilu Rusia pekan lalu.

Lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM) menyebut Putin berhasil meraup 87,8 persen dan mengalahkan tiga kandidat lain yang bahkan memperoleh kurang dari 10 persen suara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di pemilu 2018, Putin meraih 76,6 persen suara dan di pemilihan umum 2012 dia mendapat 63,6 persen suara.

Dalam kontestasi politik 2004, Putin juga mengantongi 71,9 persen suara dan pada 2000 dia mendapat 53,4 persen suara.

Melihat perolehan suara Putin dengan presentasi angka yang fantastis, muncul pertanyaan mengapa dia selalu menang dalam pemilu?

Washington Post menulis Putin selalu menang dalam pemilu karena dia menggunakan trik lama untuk memanipulasi pemilihan umum.

Salah satunya dengan mengatur desakan publik agar dia tetap menjabat. Skema ini tercermin saat pemimpin separatis Ukraina, Artyom Zhoga, meminta Putin untuk mencalonkan diri lagi.

Putin juga terus menghancurkan lembaga-lembaga demokrasi, membungkam media, pengadilan, parlemen, dan komisi pemilu yang lemah di bawah kendali pemerintah yang ketat.

Washington Post melaporkan rezim Putin juga mengendalikan media dengan menyebar propaganda untuk meyakinkan masyarakat Rusia bahwa hanya Putin yang bisa menjamin stabilitas.

Sistem tak akuntabel

Pemilu tahun ini berlangsung selama tiga hari. Washington Post menganggap langkah itu memicu perusakan kotak suara.

Di sejumlah wilayah pemilu berlangsung secara online. Putin bahkan memberikan hak pilihnya via daring.

Sejumlah pihak mengkritik sistem itu tak jelas. Selain itu Rusia dianggap tak memiliki cara atau lembaga independen yang bisa memverifikasi suara.

Tak hanya itu, pegawai pemerintah dan pekerja di perusahaan-perusahaan yang dikendalikan negara memberi banyak dukungan kepada Kremlin. Banyak dari mereka penerima manfaat dari sistem yang tertutup dan korup.

Untuk memastikan loyalitas, mereka diminta untuk menunjukkan foto ponsel ke atasan sebagai bukti telah memilih kandidat Kremlin.

Putin ngebet ingin menang

Selama memimpin Rusia, Putin juga berusaha mempertahankan kekuasaan salah satunya dengan mengubah konstitusi.

Dalam analisisnya, Al Jazeera menyebut Putin ingin menang mutlak dalam pemilu.

Kremlin sangat menginginkan kemenangan besar karena mereka menyadari mayoritas penduduk Rusia tak antusias dengan perang.

"[Ini] akan memberi dia mandat untuk melanjutkan kebijakan termasuk apa yang disebut operasi militer khusus di Ukraina," demikian laporan media itu.

Kemenangan telak, lanjut mereka, akan membuktikan bahwa masyarakat Rusia sepenuhnya mendukung perang.

Al Jazeera juga melaporkan Putin mungkin berencana mengumpulkan pasukan untuk melancarkan serangan besar baru, menerobos pertahanan Ukraina, dan merebut Kharkov, Odesa, dan bahkan Kyiv.

Putin, menurut mereka, juga berharap Donald Trump akan memimpin Amerika Serikat. Dengan demikian, mereka bisa bernegosiasi dan menandatangani perjanjian damai dengan persyaratan yang menguntungkan Rusia.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER