DK PBB menuntut kepada dua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata segera yang berkelanjutan.
"Menuntut pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, serta memastikan akses kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan medis dan kebutuhan kemanusiaan," demikian keterangan dalam resolusi oleh DK PBB.
Imbas berbagai hal yang terjadi di Jalur Gaza, DK PBB juga menegaskan kembali tuntutan untuk menghilangkan semua hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DK PBB juga memastikan bahwa semua pihak wajib mematuhi kewajiban berdasarkan hukum internasional.
Serta memutuskan untuk tetap aktif menyikapi permasalahan tersebut agar terus sejalan dengan hukum kemanusiaan internasional.
Otoritas Palestina yang juga turut serta dalam perundingan tersebut menyambut baik seruan DK PBB untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza dan mengakhiri pertempuran secara permanen.
Namun, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memutuskan pihaknya tidak akan mengakhiri perang melawan Hamas sampai para militan angkat kaki.
"Kami tidak punya hak moral untuk menghentikan perang sementara masih ada sandera yang ditahan di Gaza. Kurangnya kemenangan yang menentukan di Gaza mungkin membawa kita lebih dekat ke perang di utara," kata Gallant menjelang pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dikutip dari AFP, Selasa (26/3).
Kendati demikian, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa kegagalan dalam implementasi resolusi tersebut menjadi suatu hal yang tak termaafkan.
"Resolusi ini harus dilaksanakan. Kegagalan tidak bisa dimaafkan," tulis Antonio Guterres di kanal media sosialnya, seperti dikutip Reuters.
(bac/val/bac)