Isi Lengkap Surat Dukungan Ayatollah untuk Mahasiswa AS Pro-Palestina
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menyampaikan surat terbuka untuk mahasiswa-mahasiswa Amerika Serikat yang melakukan aksi bela Palestina.
Pada April hingga pertengahan Mei, pelajar di sejumlah kampus terkemuka di AS menggelar demo bela Gaza dan mendirikan perkemahan di area universitas.
Namun, aksi mereka diwarnai penangkapan dan kerusuhan.
Dalam surat terbuka yang rilis Sabtu (25/5), Khamenei menyampaikan dukungan untuk para pelajar di AS. Dia bahkan menyebut akademisi itu sebagai Front Perlawanan.
Berikut isi lengkap surat terbuka Khamenei untuk mahasiswa-mahasiswi AS.
Saya menulis surat ini kepada generasi muda yang hati nuraninya menginspirasi mereka untuk membela perempuan dan anak-anak tertindas di Gaza.
Para pemuda mahasiswa yang terkasih di AS! Ini adalah pesan simpati dan solidaritas kami dengan kalian. Kalian saat ini berdiri di sisi yang benar dari sejarah yang sedang berputar.
Kalian saat ini telah menjadi bagian dari front perlawanan, dan di bawah tekanan brutal dari pemerintah kalian -yang secara terbuka membela rezim Zionis penjajah dan kejam-, kalian telah memulai sebuah perjuangan yang terhormat.
Front perlawanan besar di tempat yang jauh telah berjuang dengan persepsi dan perasaan kalian saat ini selama bertahun-tahun.
Tujuan dari perjuangan ini adalah untuk menghentikan penindasan nyata yang dilakukan oleh jaringan teroris kejam bernama "Zionis" terhadap bangsa Palestina bertahun-tahun yang lalu dan telah menempatkan mereka di bawah tekanan dan penyiksaan paling berat setelah menduduki negara mereka.
Genosida yang dilakukan rezim apartheid Zionis saat ini merupakan kelanjutan dari perilaku sangat kejam dalam beberapa dekade terakhir.
Palestina adalah tanah merdeka/independen dengan bangsa yang terdiri dari Muslim, Kristen, dan Yahudi, dan memiliki sejarah yang panjang.
Setelah Perang Dunia, para kapitalis jaringan Zionis, dengan bantuan pemerintah Inggris, secara bertahap membawa beberapa ribu teroris ke negeri ini. Mereka menyerbu kota-kota dan desa-desanya. Puluhan ribu orang dibunuh atau diusir ke negara-negara tetangga.
Mereka merampas rumah, pasar, dan lahan pertanian dari tangan penduduk Palestina, dan di tanah Palestina yang dirampas, mereka membentuk pemerintahan yang disebut Israel.
Pendukung terbesar rezim perampas ini, setelah bantuan pertama Inggris, adalah pemerintah AS, yang terus memberikan dukungan politik, ekonomi dan senjata kepada rezim tersebut dan bahkan membuka jalan bagi rezim ini untuk memproduksi senjata nuklir dengan cara yang sembrono dan tidak dapat dimaafkan.
Lanjut ke halaman berikutnya...