KILAS INTERNASIONAL

Israel Gempur Gaza Tengah sampai Korut Rebutan Kirim Pekerja ke China

CNN Indonesia
Kamis, 06 Jun 2024 07:15 WIB
Serangan udara Israel di Gaza tengah menewaskan belasan orang. Foto: AFP/EYAD BABA
Jakarta, CNN Indonesia --

Militer Israel semakin brutal melakukan serangan udara ke wilayah Gaza tengah, hingga menyebabkan belasan orang tewas pada Rabu (5/6).

Sementara itu akibat krisis ekonomi di negaranya, sejumlah perusahaan di Korea Utara mulai berebut untuk mengirimkan pekerjanya ke China.

Berikut Kilas Internasional hari ini, Kamis (6/6).

Kamp Pengungsi Palestina di Gaza Tengah Dibom Israel, 15 Tewas

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan 15 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Gaza Tengah.

"Lebih dari 15 orang syahid dan puluhan orang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa dalam beberapa jam terakhir," kata juru bicara Kemenkes Gaza, dikutip Al Jazeera, Selasa (4/6)

Martir Al Aqsa merupakan satu-satunya fasilitas medis yang masih beroperasi dan menyediakan layanan perawatan. Namun, saat ini RS tersebut kewalahan menangani pasien terluka yang membeludak.

Hamas Desak Israel Komitmen Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Kelompok Hamas menegaskan tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun, kecuali Israel membuat komitmen "jelas" soal gencatan senjata secara permanen dan penarikan pasukan dari Jalur Gaza.

Hamas juga mendesak Israel untuk memberikan posisi yang jelas dan didukung oleh seluruh pemerintahannya, untuk mencapai kesepakatan ini.

"Kita tidak bisa menyetujui perjanjian yang tidak mengamankan dan menjamin adanya gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza dan penyelesaian kesepakatan pertukaran yang sangat serius," ungkap pejabat Hamas Osama Hamdan, dikutip Reuters.

Perusahaan di Korut Rebutan Kirim Pekerja ke China

Sejumlah perusahaan di Korea Utara rebutan untuk mengirim pekerjanya ke China.

Perusahaan-perusahaan tersebut disebut telah menghubungi pihak China untuk menerima lebih banyak pekerja dari Korut.

Pyongyang berupaya untuk mendongkrak kondisi ekonomi dengan mendatangkan lebih banyak mata uang asing.

"Perusahaan perdagangan Korea Utara saat ini sedang berjuang untuk menemukan mitra bisnis Tiongkok," ungkap seorang sumber dari Provinsi Jilin, China yang tak disebut namanya.

(tim/dna)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK