Rwanda Disebut Negara Terbersih di Dunia Meski Pernah Konflik, Kenapa?

CNN Indonesia
Selasa, 09 Jul 2024 06:50 WIB
Rwanda, salah satu negara di Afrika Tengah, disebut-sebut sebagai negara terbersih di dunia.
Ibu kota Rwanda Kigali. (AFP/GUILLEM SARTORIO)

Di sektor Nyamirambo, Kagali, seluruh aktivitas harus dihentikan pada pagi hari Umuganda.

Seorang pria dengan rompi keselamatan berkeliaran di jalanan dan menginstruksikan warga untuk bersih-bersih melalui megafon.

Orang-orang Rwanda lantas keluar dari rumah dengan garukan daun dan karung, menuju daerah yang telah ditentukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kariannda Hadjei (47), kepala lingkungan Biryogo, mengawasi kegiatan Umuganda di desanya tersebut.

"Umuganda dibutuhkan untuk pembangunan negara. Ini adalah kewajiban dan tanggung jawab warga Rwanda," kata Hadjei.

Dia mengatakan hukum Rwanda menyatakan bahwa siapa pun yang melewatkan Umuganda tanpa alasan yang sah dapat didenda 5.000 franc Rwanda (RWF) atau sekitar Rp61 ribu.

Umuganda sendiri dilakukan hingga ke tingkat umudugudu, struktur administrasi yang dikenal sebagai sel. Setiap sel terdiri dari beberapa desa.

Umudugudu adalah bagian dari sistem administrasi yang lebih besar di Kigali. Kota ini terdiri dari tiga distrik yang dibagi menjadi 35 sektor. Dalam sektor-sektor ini, ada total 161 sel.

"Kami melakukan Umuganda di tingkat sel dan desa karena semua orang saling mengenal. Maka sangat mudah untuk mengidentifikasi siapa yang tidak hadir," kata Kubana.

Selain untuk menjaga kebersihan, Umuganda juga kerap dipakai sebagai waktu untuk menyelesaikan perselisihan.

Di desa Mudugudu, pemimpin desa Gartete Ahanedy (50) memimpin tanya jawab pasca-Umuganda di mana ia membuat pengumuman dan menengahi perselisihan di antara penduduk desa.

"Jika ada masalah, kami membahasnya di sini. Maka kita tidak perlu menulis surat kepada pemerintah dan menunggu mereka membantu," ucapnya.

Setelah kerja dan bermusyawarah, penduduk desa akan merayakannya sambil menikmati makanan dan minuman.

Tak diminati generasi muda

Meskipun sebagian besar warga secara sukarela melakukan Umuganda, beberapa orang seperti kalangan muda terkadang menentang kegiatan ini.

Pemilik toko Blush Godson (22) mengatakan banyak temannya yang tak ikut Umuganda karena bekerja dan ingin beristirahat di akhir pekan.

"Minat terhadap Umuganda sangat melambat, terutama setelah pandemi. Hidup menjadi sangat sulit," katanya.

Izihire Kellya (26) juga mengaku tak ikut Umuganda karena perlu beristirahat di hari libur.

"Untuk generasi muda, para pemimpin kelompok sel tidak keberatan jika kita tidak pernah berpartisipasi," ujar dia.

Meski ada aturan mengenai denda, para pemimpin desa pada faktanya tidak selalu memberikan hukuman seperti itu.

Menurut Amani Munyarubega (27), para pemimpin desa Mudugudu lebih memilih untuk mendorong warga berpartisipasi ketimbang mendenda mereka.

"[Pendekatannya adalah untuk] mengajar dan membuat mereka mengerti bahwa itu adalah tanggung jawab mereka untuk membantu masyarakat, bukan menghukum mereka," ucapnya.

Kubana sendiri mengakui bahwa tidak ideal ketika pemuda melewatkan kegiatan Umuganda.

"Jika kita tidak bisa memobilisasi rakyat untuk berpartisipasi dalam kegiatan semacam itu, itu merupakan suatu kegagalan. Tapi kami mencoba yang terbaik," kata Kubana.

"Bukan karena kaum muda tidak tertarik pada pelayanan masyarakat, tetapi mereka belum cukup terdorong untuk ambil bagian, katanya.

Menurut Kubana, 80 hingga 90 persen pemuda Rwanda mengikuti kegiatan Umuganda. Menurut Rwanda Governance Scorecard untuk tahun 2022, 97,3 persen warga berpartisipasi dalam Umuganda.

"Kami bahkan tidak perlu mendenda mereka atau menghukum mereka. Pendekatan yang kami gunakan sekarang hanyalah mobilisasi dan mencoba mengajari mereka pentingnya kesukarelaan," ucap Kubana.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER