Pangkal Perkara Demo Berdarah di Bangladesh Sebabkan 173 Orang Tewas

CNN Indonesia
Selasa, 23 Jul 2024 13:57 WIB
Kerusuhan ini bermula dari demo yang dilakukan mahasiswa yang menentang sistem kuota pegawai negeri sipil.
Demo berdarah di Bangladesh menewaskan ratusan orang. (AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya 173 orang tewas buntut kerusuhan di Bangladesh hingga Selasa (23/7).

Kerusuhan imbas demo besar-besaran ini juga telah mengakibatkan 1.200 orang ditangkap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerusuhan ini bermula dari demo yang dilakukan mahasiswa yang menentang sistem kuota pegawai negeri sipil. Nyaris setiap hari selama berminggu-minggu, mahasiswa di Bangladesh mendesak agar penerimaan kerja di lingkup pemerintahan menggunakan skema berbasis prestasi.

Saat ini, Pemerintah Bangladesh memberlakukan sistem kuota yang memberikan hingga 30 persen pekerjaan di lingkup pemerintah kepada keluarga veteran perang 1971.

Menurut para kritikus, sistem ini diskriminatif karena hanya menguntungkan anak-anak pro-Perdana Menteri Sheikh Hasina dan sebaliknya merugikan anak-anak berprestasi.

Pada 2018, pemerintahan Hasina sempat menghentikan sistem kuota ini menyusul protes besar-besaran mahasiswa.

Namun bulan lalu, Pengadilan Tinggi Bangladesh membatalkan putusan tersebut dan memberlakukan kembali sistem kuota usai keluarga veteran 1971 mengajukan petisi.

Koordinator aksi di Kota Narayanganj, Farhana Manik Muna, mengatakan para aktivis ingin pemerintah membentuk komisi untuk mengusulkan reformasi sistem kuota.

"Kami tak menyerukan pembatalan besar-besaran terhadap semua reservasi kuota. Sebaliknya, kami menginginkan pendekatan yang masuk akal untuk membantu kelompok yang kurang beruntung," kata Farhana.

Angka pengangguran di Bangladesh belakangan sedang meningkat drastis. Lapangan kerja bagi masyarakat juga tak cukup dan ekonomi negara itu terus merosot tajam.

Menurut profesor studi pembangunan di Universitas Dhaka Rashed Al Mahmud Titumir, "gerakan reformasi kuota" ini adalah soal ketidakamanan pendapatan.

"Ini tentang kelangkaan atau ketidakamanan yang terus-menerus mengenai lapangan kerja dan pendapatan, yang dihadapi kaum muda," kata Titumir, dikutip Reuters, Jumat (19/7).

Bersambung ke halaman berikutnya...

Masalah Pengangguran di Bangladesh

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER