Kenapa Demo Aturan PNS di Bangladesh Membara Lagi Sampai PM Kabur?
Bangladesh kembali mendidih dengan lebih dari 280 orang meninggal dunia imbas protes berujung kekerasan.
Para pengunjuk rasa mahasiswa yang mulanya memprotes kuota pegawai negeri sipil (PNS) bagi keluarga veteran kini menuntut Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur.
Unjuk rasa itu berujung kekerasan hingga membuat Hasina melarikan diri. Sebelum pergi, Hasina akhirnya menyatakan mundur dari jabatan, melepaskan 15 tahun masa jabatannya sebagai pemimpin Bangladesh.
Kenapa demo membara lagi?
Demonstrasi mahasiswa yang memprotes kebijakan pemerintah mengenai 30 persen kuota PNS bagi keluarga veteran sebetulnya sudah sempat mereda.
Mahkamah Agung Bangladesh akhirnya mengumumkan perubahan aturan usai protes dan bentrok pecah di seluruh negeri hingga menewaskan ratusan orang.
Kuota PNS bagi keluarga veteran kini hanya menjadi 5 persen. Namun, pernyataan Hasina dalam konferensi pers pada 14 Juli lalu memantik api di kalangan mahasiswa.
Dalam konferensi pers itu, Hasina ditanya oleh salah satu wartawan mengenai protes mahasiswa atas kuota PNS.
Sebagai tanggapan, Hasina mengatakan bahwa, "Jika cucu-cucu pejuang kemerdekaan tidak menerima manfaat [kuota], siapa yang akan menerimanya? Cucu-cucu Razakar?"
Di Bangladesh, "Razakar" adalah istilah yang sangat ofensif. Kata itu berarti sukarelawan, tetapi mengacu pada mereka yang mendukung operasi militer Pakistan untuk menumpas perang pembebasan Bangladesh 1971 dan dituduh melakukan kejahatan keji.
Hasina kerap menggunakan istilah ini untuk melabeli siapapun yang dia anggap sebagai ancaman atau pembangkang, demikian dikutip Al Jazeera.
Komentarnya itu pun langsung memicu protes. Mahasiswa merasa pernyataan Hasina meremehkan upaya mereka dalam memperjuangkan sistem kuota yang adil.
Dalam beberapa jam, para mahasiswa berbaris di Universitas Dhaka dan meneriakkan slogan provokatif, "Siapa kamu? Saya Razakar."
Bersambung ke halaman berikutnya...