Zelensky Temui Sekjen NATO-PM Inggris, Bahas Siasat Kemenangan Ukraina

CNN Indonesia
Kamis, 10 Okt 2024 18:27 WIB
Pertemuan trilateral Presiden Zelensky (kiri), Sekjen NATO Mark Rutte dan PM Inggris Keir Starmer. (Kin Cheung / POOL / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer dalam pertemuan trilateral di Inggris.

Keir Starmer mengatakan pertemuan tersebut membahas strategi kemenangan Ukraina melawan pasukan Rusia.

"Ini tentang Ukraina, tetapi juga tentang pertahanan Barat dan bagaimana kita tetap aman," kata Rutte dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Zelensky yang mengenakan seragam militer khasnya, disambut hangat oleh Starme di depan kediamannya di London, Inggris. Keduanya terlihat berjabat tangan dan berpelukan.

Starmer mengatakan sangat penting baginya untuk menunjukkan komitmen berkelanjutan untuk mendukung Ukraina dan pertemuan ini, menurutnya adalah kesempatan untuk membahas rencana lebih rinci.

Dari London, Zelensky akan melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Dia juga dijadwalkan akan bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada Jumat (11/10) pagi.

Rangkaian perjalanan Pemimpin Ukraina ini bertujuan mencari dukungan finansial dan militer, setelah dukungan AS diragukan jika Donald Trump memenangkan pemilu pada bulan November.

Saat ini Ukraina tengah menghadapi musim dingin yang paling sulit, usai Rusia melancarkan gelombang serangan baru terhadap jaringan listrik Ukraina.

Sementara, pertemuan penting dengan sekutu internasional yang dijadwalkan pada Sabtu ditunda setelah Presiden AS Joe Biden membatalkan kunjungan yang direncanakan ke Eropa untuk fokus pada ancaman dari Badai Milton.

Zelensky juga masih menginginkan izin untuk menggunakan senjata jarak jauh yang disuplai oleh sekutu, termasuk rudal Storm Shadow yang disuplai oleh Inggris, untuk menyerang sasaran militer di dalam wilayah Rusia.

Washington diduga ragu karena khawatir konflik bisa meningkat.

Di lapangan, pertanyaan mulai muncul di kalangan tentara Ukraina tentang strategi jangka panjang dari serangan ke wilayah Kursk Rusia, mengingat dorongan Rusia di timur Ukraina.

"Jika ini operasi jangka pendek, ini akan memperkuat kita," kata Bogdan, seorang prajurit di Druzhkivka, dekat Kramatorsk, kepada AFP.

"Jika ini operasi jangka panjang dan kita berencana untuk tetap di Kursk, itu akan menguras sumber daya utama kita."



Ukraina bergantung pada miliaran dolar bantuan finansial dan militer dari Washington untuk melawan invasi Rusia, dan pemilu presiden AS pada bulan November bisa menjadi krusial.

Institut Kiel yang berbasis di Jerman mengatakan bantuan militer dan finansial Barat ke Kyiv bisa berkurang hingga setengahnya menjadi sekitar 29 miliar euro ($31 miliar) pada 2025 jika kandidat Republik Trump memenangkan pemilu pada 5 November. Hal tu lantaran Trump berjanji untuk mengakhiri perang "dalam 24 jam" jika dia terpilih.

"Mulai tahun depan, Ukraina bisa menghadapi defisit bantuan yang signifikan," katanya.

Zelensky menolak rencana perdamaian apa pun yang melibatkan penyerahan wilayah kepada Rusia. Ia juga mensyaratkan Moskow harus menarik semua pasukannya dari dalam perbatasan Ukraina untuk mencapai perdamaian yang langgeng.

Kunjungan Zelensky ke Downing Street adalah yang kedua sejak Partai Buruh pimpinan Starmer meraih kemenangan telak dalam Pemilihan Umum Inggris pada 4 Juli.

Inggris telah berkomitmen untuk memberikan bantuan militer sebesar £3,0 miliar ($3,9 miliar) kepada Ukraina setiap tahun selama diperlukan.

(tim/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK