Indonesia mengecam keras serangan militer Israel ke area markas pasukan perdamaian Perserikatan angsa-Bangsa (PBB) UNIFIL di Lebanon selatan pada Kamis (10/10) malam.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menuturkan dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di UNIFIL terluka imbas serangan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai 2 personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," ucap Retno dalam pernyataan tertulis ang dirilis Kementerian Luar Negeri RI, Kamis.
Retno mengatakan dua prajurit TNI tersebut mengalami luka ringan saat menjalankan tugas pemantauan di menara pemantau markas kontingen Indonesia di Naqoura.
Retno menuturkan Naqoura terletak di Lebanon selatan dan termasuk area yang disebut blue line. Pasukan perdamaian PBB berada kawasan tersebut di bawah mandat DK PBB untuk mendukung stabilitas Lebanon.
Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara terbanyak yang mengirimkan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon. Sejauh ini ada 1.232 pasukan TNI yang bertugas di UNIFIL dan tersebar di berbagai wilayah di Lebanon.
Retno menuturkan dirinya sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit) UNIFIL terkait insiden dan eskalasi terbaru di negara tersebut.
"Indonesia juga ingatkan IDF pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personil UNIFIL," papar Retno.
Serangan apa pun terhadap pasukan enjaga perdamaian PBB, kata Retno, adalah pelanggaran erat hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dasar mandate UNIFIL.
"Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tsb dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," ucap Retno.
(rds)