Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat merupakan pendukung utama Israel. Negara berjuluk Negeri Paman Sam itu telah menjadi 'teman setia' Negeri Zionis sejak mereka merdeka pada 14 Mei 1948.
AS kini ikut membantu Israel untuk perang melawan negara-negara Timur Tengah, terutama Iran. Namun, AS dan Israel juga punya sejumlah sekutu untuk membantu mereka menghalau serangan dari negara-negara di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, negara mana saja yang kini menjadi sekutu AS dan Israel? Berikut daftarnya.
Yordania
Yordania merupakan sekutu penting bagi Amerika Serikat dan Israel. Yordania telah menjalin hubungan diplomatik dengan AS sejak 1949, sedangkan dengan Israel sejak 1994.
Dikutip Al Jazeera, Yordania kini menjadi negara yang punya peran penting bagi Israel, terutama di Timur Tengah. Sebab, negara tersebut ikut membantu Israel untuk perang melawan negara-negara di Timur Tengah.
Bantuan itu terlihat saat Yordania membantu Israel mencegat rudal-rudal yang diluncurkan Iran ke Tel Aviv pada Selasa (1/10) lalu.
Yordania juga disebut menerima bantuan militer dari AS senilai lebih dari US$1 miliar atau setara Rp15 triliun per tahun. Bantuan itu diberikan karena Yordania membela Negeri Zionis dalam eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah belakangan ini.
Bahrain
Bahrain sudah menjadi sekutu utama non-NATO Amerika Serikat sejak 2001. Keeratan hubungan militer kedua negara tersebut masih terjalin hingga saat ini.
Hubungan persekutuan antara Bahrain dan AS saat ini ditandai dengan kehadiran Fasilitas Pendukung Angkatan Laut (NSA) milik AS di negara tersebut. Keberadaan NSA ini merupakan buah dari perjanjian kerja sama pertahanan dan keamanan Bahrain-AS yang telah ditandatangani pada 1991.
Bahrain sebetulnya juga telah menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel usai menandatangani Perjanjian Abraham pada 2020. Namun, pada November 2023, Bahrain memutuskan untuk menarik duta besarnya dari Israel.
Selain itu, mereka juga mengusir duta besar Israel dari ibu kota Manama. Tindakan ini dilakukan sebagai respons Bahrain terhadap invasi Pasukan Militer Israel (IDF) ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Baca halaman selanjutnya >>>
Arab Saudi
Arab Saudi sudah menjalin kemitraan strategis dengan Amerika Serikat selama 80 tahun. Dilansir laman resmi Departemen Luar Negeri AS, kemitraan ini dijalin di berbagai bidang, seperti ekonomi, keamanan, pendidikan, teknologi, hingga energi.
Dalam bidang keamanan, AS menjadi pemasok senjata utama bagi Arab Saudi. Selain itu, Arab Saudi juga menjadi pelanggan setia penjualan militer asing (FMS) dari AS.
Meski Arab Saudi bersekutu dengan AS, mereka tetap tidak mau membantu Israel yang notabenenya adalah 'teman setia' AS. Mereka tetap mengecam jika Negeri Zionis melakukan serangan ke Gaza.
Selain itu, Riyadh dalam pertemuan negara-negara teluk (GCC) di Qatar pada Jumat (4/10) lalu juga telah berjanji kepada Iran untuk tidak membantu Israel di tengah eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah.
Uni Emirat Arab
Menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, hubungan Uni Emirat Arab dengan AS sudah terjalin sejak 1971. Selama itu, UAE yang kini sudah menjadi mitra utama AS sudah menjalin kerja sama di berbagai bidang, seperti pertahanan, perdagangan, penegakan hukum, kebijakan energi, dan pertukaran budaya.
Selain itu, UAE juga sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak mereka menandatangani Perjanjian Abraham pada 2020. Sejak gerbang diplomatik tersebut dibuka, para pengusaha dari Israel langsung berbondong-bondong menjalin hubungan bisnis di UAE, seperti dikutip Reuters.
Namun, meski punya hubungan formal dengan Israel, pada pertemuan negara-negara teluk yang dihelat di Qatar pada Jumat (4/10), UAE mengaku tidak akan mendukung Israel di tengah konflik yang sedang membara di Timur Tengah.
Negara yang kaya sumber daya minyak itu memilih untuk bersikap netral karena tidak mau terbawa-bawa dalam eskalasi konflik di kawasan tersebut.
Qatar
Qatar sudah menjadi negara sekutu utama Amerika Serikat sejak 2022. Dilansir laman resmi Departemen Luar Negeri AS, predikat ini diberikan Presiden Joe Biden karena mereka telah berkontribusi terhadap keamanan nasional Negeri Paman Sam.
Kedua negara tersebut hingga kini masih menjalin kerja sama strategis di berbagai bidang, khususnya di bidang pertahanan. Qatar sendiri saat ini menjadi pelanggan terbesar ke-3 produk sistem pertahanan udara yang diproduksi AS.
Beberapa sistem pertahanan udara yang biasa dibeli Qatar dari AS, antara lain, jet tempur F-15 QA, pesawat angkut C-17, dan helikopter serang Apache.
Meski telah menjadi sekutu utama AS, Qatar tetap tidak mau mendukung Israel. Bahkan, dalam pertemuan negara-negara GCC di Doha, Qatar, yang dihelat pekan lalu, mereka juga berjanji kepada Iran untuk tidak membantu Israel. Sebab, Qatar tidak mau Iran ikut menyerang mereka karena berada di pihak Israel.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Qatar yang menjadi tuan rumah acara tersebut juga mendesak Israel untuk segera mengakui negara Palestina. Mereka meminta Israel untuk segera melakukan gencatan senjata dan mengakhiri pendudukan ilegalnya di Palestina, seperti dikutip The Guardian.