Arab Saudi sudah menjalin kemitraan strategis dengan Amerika Serikat selama 80 tahun. Dilansir laman resmi Departemen Luar Negeri AS, kemitraan ini dijalin di berbagai bidang, seperti ekonomi, keamanan, pendidikan, teknologi, hingga energi.
Dalam bidang keamanan, AS menjadi pemasok senjata utama bagi Arab Saudi. Selain itu, Arab Saudi juga menjadi pelanggan setia penjualan militer asing (FMS) dari AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski Arab Saudi bersekutu dengan AS, mereka tetap tidak mau membantu Israel yang notabenenya adalah 'teman setia' AS. Mereka tetap mengecam jika Negeri Zionis melakukan serangan ke Gaza.
Selain itu, Riyadh dalam pertemuan negara-negara teluk (GCC) di Qatar pada Jumat (4/10) lalu juga telah berjanji kepada Iran untuk tidak membantu Israel di tengah eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah.
Menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, hubungan Uni Emirat Arab dengan AS sudah terjalin sejak 1971. Selama itu, UAE yang kini sudah menjadi mitra utama AS sudah menjalin kerja sama di berbagai bidang, seperti pertahanan, perdagangan, penegakan hukum, kebijakan energi, dan pertukaran budaya.
Selain itu, UAE juga sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak mereka menandatangani Perjanjian Abraham pada 2020. Sejak gerbang diplomatik tersebut dibuka, para pengusaha dari Israel langsung berbondong-bondong menjalin hubungan bisnis di UAE, seperti dikutip Reuters.
Namun, meski punya hubungan formal dengan Israel, pada pertemuan negara-negara teluk yang dihelat di Qatar pada Jumat (4/10), UAE mengaku tidak akan mendukung Israel di tengah konflik yang sedang membara di Timur Tengah.
Negara yang kaya sumber daya minyak itu memilih untuk bersikap netral karena tidak mau terbawa-bawa dalam eskalasi konflik di kawasan tersebut.
Qatar sudah menjadi negara sekutu utama Amerika Serikat sejak 2022. Dilansir laman resmi Departemen Luar Negeri AS, predikat ini diberikan Presiden Joe Biden karena mereka telah berkontribusi terhadap keamanan nasional Negeri Paman Sam.
Kedua negara tersebut hingga kini masih menjalin kerja sama strategis di berbagai bidang, khususnya di bidang pertahanan. Qatar sendiri saat ini menjadi pelanggan terbesar ke-3 produk sistem pertahanan udara yang diproduksi AS.
Beberapa sistem pertahanan udara yang biasa dibeli Qatar dari AS, antara lain, jet tempur F-15 QA, pesawat angkut C-17, dan helikopter serang Apache.
Meski telah menjadi sekutu utama AS, Qatar tetap tidak mau mendukung Israel. Bahkan, dalam pertemuan negara-negara GCC di Doha, Qatar, yang dihelat pekan lalu, mereka juga berjanji kepada Iran untuk tidak membantu Israel. Sebab, Qatar tidak mau Iran ikut menyerang mereka karena berada di pihak Israel.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Qatar yang menjadi tuan rumah acara tersebut juga mendesak Israel untuk segera mengakui negara Palestina. Mereka meminta Israel untuk segera melakukan gencatan senjata dan mengakhiri pendudukan ilegalnya di Palestina, seperti dikutip The Guardian.
(gas/rds)