Kawasan Indo-Pasifik belakangan telah mencapai titik tegang tertingginya. Kehadiran militer sejumlah negara telah memantik ketegangan dan mengancam stabilitas kawasan.
Indo-Pasifik adalah wilayah vital dalam percaturan geopolitik dunia. Indo-Pasifik merupakan jalur pelayaran maritim yang penting bagi perdagangan internasional karena menghubungkan antara Asia, Afrika, dan Amerika.
Kawasan ini merupakan pusat ekonomi dunia, dan karenanya menjadi medan persaingan oleh negara-negara adidaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China merupakan salah satu pihak yang berusaha memperkuat pengaruhnya di Indo-Pasifik. Beijing meningkatkan aktivitas militernya, terutama di wilayah Laut China Selatan, guna mengukuhkan kendalinya atas laut yang masih jadi sengketa tersebut.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat juga gencar menjalin hubungan dengan negara-negara di kawasan untuk melawan pengaruh Beijing. Salah satu kerja sama AS di kawasan yang belakangan memperkeruh situasi dengan China yaitu pakta keamanan trilateral AUKUS antara Australia, Inggris, dan AS.
Pakta itu mencakup komitmen AS dan Inggris untuk membantu Australia mengembangkan dan mengerahkan kapal-kapal selam bertenaga nuklir. Bagi China, kerja sama ini merangsang munculnya perlombaan senjata.
Keberadaan AUKUS sendiri tak hanya menyulut amarah China, tetapi juga Prancis. Pasalnya, tak ada yang memberi tahu Prancis soal kerja sama ini.
Yang lebih parah, proyek kapal selam Prancis senilai A$90 miliar (sekitar Rp935 triliun) dibatalkan secara mendadak oleh Australia padahal baru dua pekan sebelumnya kedua negara bertemu dan berbincang soal ini.
Prancis begitu dongkol sampai-sampai menarik duta besarnya dari Australia dan AS pada 17 September 2021. Prancis juga membatalkan KTT pertahanan dengan Inggris dua hari setelahnya.
Indonesia, di bawah Jokowi, sangat mencemaskan kondisi ini. Sebelum ada AUKUS, wilayah Indo-Pasifik sudah cukup tegang. Aktivitas AUKUS di kawasan pun berpotensi makin membuat runyam, bahkan bisa mengacaukan stabilitas Indo-Pasifik yang sudah berusaha dijaga kuat-kuat oleh ASEAN.
Guna menegakkan stabilitas kawasan, Indonesia pun berulang kali mengingatkan Australia untuk menjalankan kewajibannya dalam menjaga perdamaian dan keamanan.
Indonesia juga berupaya mempertahankan stabilitas kawasan dengan terus berpegang teguh pada prinsip nonbloknya.
Perang Rusia dan Ukraina yang pecah pada Februari 2022 ikut menjadi salah satu krisis serta konflik global yang melanda Indonesia.
Pada saat itu, Indonesia merupakan presiden G20, forum kerja sama negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Indonesia dihadapkan pada terbelahnya anggota-anggota G20, antara mereka yang mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina dan mereka yang menolak mengecam Kremlin demi menjaga hubungan dengan Rusia.
Jokowi yang menyadari polarisasi ini pun mengambil langkah komprehensif. Ia datang ke Ukraina dan Rusia pada Juli 2022 untuk bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta Presiden Rusia Vladimir Putin.
Jokowi menyampaikan kepada Zelensky bahwa kedatangannya merupakan wujud kepedulian Indonesia terhadap Ukraina. Sementara itu, kepada Putin, ia menyampaikan pesan yang dititipkan Zelensky serta meminta Rusia untuk menjamin jalur ekspor pangan Ukraina.
Lawatan Jokowi itu pada dasarnya dilakukan sebagai upaya Indonesia mendamaikan Rusia dan Ukraina. Namun, jika dilihat lebih jauh lagi, kunjungan tersebut juga menegaskan posisi RI yang tak berpihak ke mana pun alias tetap sebagai negara nonblok.
Agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, menjadi konflik global terpanas di masa pemerintahan Jokowi.
Lebih dari 42.300 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Zionis. Sementara nyaris 100 ribu orang luka-luka.
Sejak pecah pada Oktober 2023, Indonesia di bawah Jokowi terus menegaskan dukungan terhadap Palestina. Indonesia tak henti-henti mendorong solusi dua negara, mengecam Israel, serta menyerukan Negeri Zionis segera menghentikan agresi brutalnya di Gaza.
Berbagai bantuan juga tak pernah absen diberikan oleh Indonesia untuk Palestina. Dukungan kuat Indonesia ini pun akhirnya mengantarkan Jokowi dianugerahi "Grand Collar Order of the State of Palestine" oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Itu merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Palestina.
Konflik antara Israel dan Palestina sendiri sudah berlangsung bertahun-tahun. Pada Juli 2014 lalu, menjelang periode awal pemerintahan Jokowi, perang Gaza meletus selama tujuh pekan dan menjadi salah satu konflik terbuka paling mematikan antara Israel dan Palestina dalam beberapa dekade.
Sejak saat itu, Jokowi tegas menyatakan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
(blq/bac)