Jakarta, CNN Indonesia --
Pemungutan suara pemilihan presiden Amerika Serikat akan segera digelar pada Selasa (5/11) waktu setempat atau Selasa sore pukul 18.00 WIB.
Sistem pilpres di AS terbilang unik. Sebab, negara berjuluk Negeri Paman Sam ini melaksanakan pilpres dengan sistem electoral college atau suara elektoral selain pemilihan secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang dimaksud electoral college atau suara elektoral?
Dilansir laman resmi pemerintah Amerika Serikat, electoral college merupakan sistem pemilu di mana presiden dan wakil presiden AS akan dipilih oleh anggota suara elektoral.
Electoral college merupakan sekelompok orang yang bertugas mewakili tiap negara bagian di AS untuk memilih presiden dan wakil presiden saat pemilu berlangsung. Umumnya, anggota electoral college terdiri dari petinggi negara, tokoh berpengaruh, atau sosok yang berafiliasi dengan calon presiden dan wakil presiden AS.
Masing-masing negara bagian memiliki jumlah anggota electoral college yang berbeda. Sebab, anggota electoral college ditentukan dari jumlah populasi yang ada di tiap negara bagian. Dengan kata lain, negara bagian yang memiliki jumlah populasi besar, tentu akan memiliki jumlah anggota electoral college yang besar. Begitu pula sebaliknya.
Di AS, ada 50 negara bagian. California menjadi negara bagian yang punya jumlah anggota electoral college terbanyak, yakni 55 orang.
Sementara itu, Wyoming, South Dakota, dan Manhattan menjadi negara bagian yang memiliki jumlah anggota electoral college terkecil, yakni sebanyak 3 orang. Hal tersebut lantaran ketiga negara bagian itu memiliki populasi yang kecil.
Secara keseluruhan, ada 538 anggota electoral college yang ada di 50 negara bagian di Amerika Serikat. Jumlah tersebut terdiri dari 435 perwakilan dari tiap negara bagian, 100 orang senator, dan 3 orang pemilih tambahan dari ibu kota Washington D. C.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Pada dasarnya, pilpres di Amerika Serikat terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap popular vote dan electoral vote.
Pada tahap popular vote, warga di 50 negara bagian yang ada di Negeri Paman Sam akan memilih presiden, wakil presiden, dan anggota electoral college. Umumnya, saat pemilu berlangsung, foto presiden dan wakil presiden akan berada di bagian atas kertas suara. Sementara itu, foto calon anggota electoral college akan berada di bawah foto calon presiden dan wakil presiden.
Tahap kedua ialah tahap electoral vote. Umumnya, tahap electoral vote dilaksanakan beberapa minggu setelah tahap popular vote dilakukan. Pada tahap ini, para anggota electoral college yang terpilih di tiap negara bagian akan memilih presiden dan wakil presiden. Nantinya, suara merekalah yang menjadi penentu siapa yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Amerika.
Oleh karena itu, mereka yang ingin memenangi pemilu di AS harus memperoleh suara mayoritas dari anggota electoral college. Jumlah suara yang harus diperoleh ialah 270 suara atau lebih. Dengan kata lain, siapa yang memperoleh minimal 270 suara electoral college, akan menjadi presiden dan wakil presiden AS.
Umumnya, pada tahap electoral vote, anggota electoral college dari 50 negara bagian di AS akan memilih presiden yang memperoleh suara popular vote terbanyak di negara bagian tersebut. Misalnya, di negara bagian California, pasangan A memperoleh sebanyak 8 juta suara popular vote. Sementara itu, pasangan B hanya memperoleh sebanyak 7.5 juta suara.
Berdasarkan jumlah suara tersebut, nantinya, 55 anggota electoral college yang ada di California akan memilih pasangan yang memperoleh suara popular vote terbanyak di negara bagian tersebut, yakni pasangan A. Itu berarti, pasangan A akan memperoleh 55 suara electoral college, sedangkan pasangan B memperoleh nol suara electoral college.
Sistem inilah yang dikenal dengan sebutan the winner takes it all (pemenang mengambil semua). Sebab, pasangan yang memperoleh suara popular vote terbanyak di suatu negara bagian, akan mengambil semua suara electoral college yang ada di negara bagian tersebut.
Sistem pemilu ini berjalan di seluruh negara bagian di AS, kecuali di Nebraska dan Maine. Sebab, kedua negara bagian ini merupakan swing state, di mana mereka akan membagi suara electoral college secara merata berdasarkan jumlah perolehan suara popular vote dari tiap pasangan.
Oleh karena itu, pasangan calon presiden dan wakil presiden di AS biasanya akan fokus melakukan kampanye di Nebraska dan Maine. Sebab, hanya negara bagian tersebutlah yang tidak menerapkan sistem the winner takes it all.
Lebih menentukan
Sistem electoral college tentu memiliki pengaruh tersendiri bagi hasil pilpres di Amerika Serikat. Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memperoleh suara popular vote terbanyak, belum tentu ditetapkan sebagai pemenang pemilu. Sebab, pemenang pemilu ditentukan dari perolehan suara electoral vote sehingga anggota electoral college-lah yang menjadi penentu akan hasil pemilu di AS.
Hal tersebut terjadi pada 2016 saat Donald Trump dan Hillary Clinton bertarung dalam pemilu Amerika. Saat itu, Trump hanya memperoleh suara popular vote sebanyak 63 juta. Sementara itu, Clinton memperoleh sebanyak 65,3 juta suara. Namun, ternyata, Trump justru unggul dalam perolehan suara electoral vote. Sebab, Trump memperoleh 290 suara electoral vote, sedangkan Clinton hanya 228 suara, seperti dikutip Pew Research.
Oleh karena itu, Donald Trumplah yang berhasil memenangi pemilu Amerika pada 2016. Sebab, ia mampu memperoleh suara electoral vote terbanyak. Dengan kata lain, saat itu, Trump memperoleh sedikit dukungan dari warga Amerika untuk menjadi presiden. Sementara itu, Trump memperoleh banyak dukungan dari anggota electoral college untuk menjadi Presiden Amerika selanjutnya.