Presiden dan Kepala lembaga riset Atlantic Council, Frederick Kempe, Justru punya pandangan berbeda soal dinamika konflik antara Iran dan Israel. Ia berasumsi Iran bisa saja menyetop serangannya ke Israel jika ditekan oleh AS.
Sebab, Kempe menilai pemerintahan AS di bawah kekuasaan Trump bakal vokal menekan Iran agar mereka tidak bikin gara-gara di Timur Tengah. Selain itu, ia juga menilai Trump bakal berupaya untuk menormalisasi hubungan Iran dan Israel dengan cara membujuk negara tersebut untuk menandatangani Perjanjian Abraham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjanjian Abraham ini merupakan sendiri merupakan perjanjian antara Israel, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat yang dicapai pada 13 Agustus 2020. Perjanjian ini mendorong negara-negara tersebut untuk melakukan normalisasi hubungan bilateral.
"Namun, ada juga peluang untuk melemahkan Iran. Jika pemerintahan Trump yang baru tidak terganggu oleh deportasi imigran dan pembersihan musuh yang dianggap ada di militer, peradilan, dan badan intelijen AS," tulis Kempe dalam analisisnya yang dirilis di laman resmi Atlantic Council.
"Maka ia dapat menerapkan campuran negosiasi dan cara militer untuk menekan Teheran, dan dengan demikian memajukan upaya perdamaian yang dirintisnya selama masa jabatan pertamanya melalui Perjanjian Abraham," lanjut Kempe.
(gas/bac)