Selain PM Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga masuk dalam daftar buronan ICC saat ini. Sebab, sama dengan Netanyahu, ia juga diduga telah membantu Israel melakukan 'kejahatan perang' di jalur Gaza.
Gallant juga menjadi salah orang di balik serangan-serangan bengis yang dilakukan Israel di Gaza. Menurut ICC, ia juga menjadi orang yang "secara sengaja dan sadar merampas hak-hak penduduk sipil di Gaza."
Sebab, sejak 8 Oktober 2023 lalu, Gallant kerap memerintahkan militer Israel untuk menyerang "objek-objek yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup" warga Gaza. Beberapa di antaranya, seperti makanan, air, dan obat-obatan dan perlengkapan medis, bahan bakar dan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komandan sayap militer Hamas, Mohammed Diab Ibrahim Al-Masri atau Mohammed Deif, juga termasuk daftar buronan ICC. Sebab, ia dinilai telah melakukan 'kejahatan perang' di Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Saat itu, Deif diduga menjadi dalang serangan Hamas ke Festival Musik Supernova. Serangan itulah yang memantik eskalasi konflik antara Israel dan Palestina yang hingga kini belum menemui titik damai.
Selain Netanyahu, Gallant, dan Deif, mantan pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar sebetulnya juga masuk dalam daftar buronan ICC. Sebab, beberapa waktu lalu, ICC juga telah merilis surat penangkapan untuk kedua orang tersebut.
Namun, surat penangkapan itu kini sudah ditarik oleh ICC karena Haniyeh dan Sinwar sudah dikonfirmasi tewas dalam serangan Israel.
(gas/rds)